-->
Saya pun mengecam kekerasan yg terjadi di Bima..!!

Saya pun mengecam kekerasan yg terjadi di Bima..!!

Penembakan di Bima


Peran media televisi dan media cetak tak lepas membuat kasus kekeranan ini mencuat keras ke permukaan. Banyak tokoh-tokoh yang sudah mengecam kekerasan tersebut yang sampai menghilangkan beberapa nyawa. Pihak kepolisian pun berdalil bahwa tindakan aparatnya sudah sesuai dengan protap mereka.

Saya tidak habis pikir dengan apa yang terjadi di Bima, NTB tersebut. Melihat tindakan represif para aparat menembak membabi buta yang rasanya seperti ingin sekali membunuh para penjajah di masa lampau. Atas nama penegakan hukum, mudah sekali mereka melakukan hal tersebut.

Mungkin banyak yang belum tahu kronologis penyebab terjadinya kekerasan tersebut. Dari beberapa sumber media cetak yang saya baca ternyata di Bima terdapat potensi lahan tambang emas yang cukup besar. Sebuah perusahaan tambang “dikatakan” sudah memiliki izin pembukaan lahan tambang disana. Namun masyarakat menilai kebijakan tersebut salah, yang nantinya pasti akan merusak alam, merusak sumber air, mengeruk kekayaan alam hanya untuk keuntungan segelintir orang (tidak pro rakyat).

Kemudian dari wawancara Farouk Muhammad (Anggota DPD/ Mantan Gubernur PTIK) dalam acara Metro Hari Ini Minggu 25/12/2011 pukul 17.45 WIB ternyata sebelum terjadinya kekerasan yang marak diberitakan, telah diadakan dialog atau negosiasi antara warga dengan pihak terkait (Red: Gubernur). Pemerintah bukannya mencari mencari akar masalah serta solusi terbaik, melainkan mereka malah memberikan pernyataan yang mengecilkan bahkan menyudutkan masyarakat.

“Saya tahu kalian semua orang bayaran, pasti ada orang ketiga yang mendalangi ini semua. Nanti setelah kita cabut izin tambang, jika ada perusahaan yang membayar lebih maka kalian akan terima saja.”

Dan akhirnya seperti yang sudah diberitakan akhir-akhir ini. Kelompok masyarakat yang tetap menolak izin eksplorasi tambang emas tersebut memblokade Pelabuhan Sape, Bima, NTB. Masa yang sulit dibubarkan, bahkan dengan tembakan peringatan serta suasana yang semakin tidak kondusif membuat aparat mengeluarkan tembakan ke arah warga. Dari detiknews.com, dua warga Bima, Syaiful dan Arif Rachman akhirnya tewas ditembak petugas di lapangan.

Amat disayangkan peristiwa tersebut harus terjadi. Di kala negosiasi menemui jalan buntu, kekerasan adalah pilihan terakhir yang harus diambil oleh warga Bima untuk memperjuangkan hati nurani mereka menjaga Alam Indonesia ini.

“Bumi Pancasila kembali ternoda oleh darah warga pribumi negeri ini oleh aparat kepolisian yang seharusnya mereka menjadi pengayom serta pelindung masyarakat.”
Baca selengkapnya »
100% @poconggg » Rumitnya Wanita Ala @Poconggg

100% @poconggg » Rumitnya Wanita Ala @Poconggg

Ga sengaja ngeliat di Timeline Twitternya @poconggg, sedikit menghela napas akan kenyataan bahwa (kadang )Wanita Itu Rumit..
Cekidot:

Dalam kehidupan sehari-hari, jika masih tinggal di bumi, cepat atau lambat kita mendengar pertanyaan paling menjebak dari umat wanita, “Aku gendutan yah?”

Barusan gue nyoba bikin gambaran situasi yang lazim terjadi.

Satu: kalau jawab nggak.
Cewek: Aku gendutan yah?
Cowok: Nggak kok
Cewek: Ahhhh, bohooong, aku gendutan yaah? aku pasti gendutan kaaaaan? Iya kan? aku pasti gendutan kaan?

Yang terjadi: Mereka tidak percaya dan terus menghabiskan waktu kita untuk mencari kebenaran.

Dua: kalau jawab iya.
Cewek: Aku gendutan yah?
Cowok: Iya nih..
Cewek: KAMU KOK NGGAK NGERTIIN AKU SIH??! SENENGIN AKU DIKIT NGGAK BISA YA?!! NGGAK PEKA BANGET JADI COWOK!!!

Yang terjadi: Kita akan dicaci-maki.

Nggak sekedar pertanyaan. Jawaban yang keluar dari mulut cewek juga sering bermakna ganda. Misalnya, pas kita nawarin nganter pulang.

Satu: kalau dianterin.
Cowok: Kamu pulangnya aku anter aja yah
Cewek: Nggak usah, aku bisa pulang sendiri
Cowok: Nggak ah, aku aja yang anter, gpp kok
Cewek: Ih, kok maksa sih? Kamu pikir aku nggak bisa pulang sendiri? Jadi kamu ngeremehin aku?

Yang terjadi: Kita dibuat merasa bersalah karena dianggap meng-underestimate.

Dua: kalau nggak dianterin.
Cowok : Kamu pulangnya aku anter aja yah
Cewek: Nggak usah, aku bisa pulang sendiri
Cowok: Oh, ya udah.
Cewek: YA UDAH? KAMU BILANG YA UDAH?!! JADI KAMU TEGA NGEBIARIN AKU NAIK ANGKOT MALEM-MALEM?!!! NGGAK PEKA BANGET SIH JADI COWOK!!!

Yang terjadi: kita akan dicaci-maki.

Dari sini gue belajar, untuk bisa ngertiin cewek, kita nggak boleh berhenti belajar..
Baca selengkapnya »
Semuanya beres asal ada "Administrasi"

Semuanya beres asal ada "Administrasi"


Masih pada hari Rabu 21 Oktober 2011. Setelah kericuhan e-KTP dan kejelasan informasi dari petugas dalam tulisan saya sebelumnya Pelaksanaan e-KTP di lapangan tidak jelas..!!, saya memutuskan untuk mengurusi masalah pemberkasan. Hari ini saya harus menyelesaikan Kartu Kuning dan SKCK dari Kepolisian.

Untuk syarat SKCK, saya tinggal membutuhkan cap dari Kecamatan setelah sebelumnya harus melalui Ketua RT, Ketua RW, serta Kelurahan. Pukul 09.00 langsung saya ke bagian Tramtib di Kecamatan untuk mendapatkan cap Kecamatan.

“Untuk pengantar SKCK ya mas, silakan tunggu diluar aja yaa...”

Pukul 09.15 saya lewati, pukul 09.30 saya lewati, sampai pukul 09.45 saya lewati masih belum juga dipanggil. Langsung saja saya tanyakan lagi kepada petugasnya.

“Bu, Surat pengantarnya sudah bisa diambil?”

“Ohh Surat pengantar SKCK yang tadi ya? Sekarang masih belum ada yang bisa tandatanganin mas, belum pada datang. Saya cek lagi yaa...”

Wah.., hampir pukul 09.55 camatnya belum datang? Apa kata dunia??
Akhirnya tepat pukul 10.00 hal yang ditunggu pun tiba.

“Mas, Surat pengantarnya sudah jadi.”
“Oh iya, makasih bu...”
“Administrasinya mas, 10ribu..”

***

Saya langsung meluncur ke Depnaker untuk pengurusan Kartu Kuning. Rupanya banyak para pencari kerja yang lain yang juga sedang mengurus Kartu Kuning seperti saya.

“Bu, mau buat Kartu Kuning.”
“Syarat-syaratnya mas, fotocopy KTP, fotocopy ijazah, foto 3x4 1lembar.”

5 menit berlalu, Kartu Kuning atas nama saya pun jadi. Petugasnya meminta saya untuk memfotocopy 5 lembar untuk kemudian dilegalisir. Setelah selesai fotocopy, saya menuju loket perpanjangan Kartu Kuning dan legalisir.

Semua prosesnya membuat saya kagum atas prosesnya yang cepat dan tidak ribet. Tidak seperti proses pembuatan Surat Pengantar SKCK yang harus melewati Ketua RT, Ketua RW, Kelurahan, serta Kecamatan.

Setelah dilegalisir, seorang petugas dalam loket sudah menyiapkan sebuah uang kertas nominal 10ribu ditindih dengan sebuah streples/hacker, dan beliau langsung mengarahkan telunjuk kanan ke arahnya.

Mungkin dalam hati petugasnya bisa berkata,
“Saya kan ga minta, cuma nunjuk itu doank, kalo dikasih rezeki ya diterima donk, jangan ditolak, pamali.. :p ”

***

Kartu Kuning selesai, saya langsung meluncur ke Polres. Ketika masuk ke ruangan khusus SKCK, saya langsung ditanya oleh seorang pria, sebut saja ipul.

“Mas, mau buat SKCK baru atau perpanjang?”
“Ohh, mau buat baru mas...”
“Yaudah siapin aja persyaratannya, fotocopy KTP, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy Ijazah, Surat Pengantar dari Kecamatan, foto 4x6 4 lembar, 3x4 1 lembar, 2x3 1 lembar.”

Entah siapakah dia, apa jabatannya disini, sepegelihatan saya dia hanya seorang tukang fotocopy untuk pengurusan SKCK di pinggir ruangan itu. Namun tanpa pikir panjang saya langsung menyiapkan semua persyaratan tersebut.

“Formulirnya 10ribu, diisi lengkap. Nanti tes sidik jari di sebelah sana.”

Isi formulir selesai. Tes sidik jari selesai. Tinggal ditunggu.

“Nike Hermawan (dipanggil loket). Ini hasil tes sidik jarinya 10ribu, difotocopy nanti untuk melengkapi formulir yang tadi”

Saya pun menghampiri bang ipul kembali untuk melengkapi berkasnya.

“Bang ini katanya disatuin sama formulir yang tadi” “Ohh iya... Semuanya udah lengkap, palingan jadi besok. Tapi saya saranin mending selesaiin hari ini aja mas biar ga repot, tinggal 20ribu aja kok udah beres semua sampe legalisir 5 lembar. Soalnya kalo besok-besok malah repot, jatohnya 15ribu dan harus balik lagi kesini, mondar-mandir lagi, repot lagi...”
“Jadinya kapan mas?”
“Paling setengah jam lagi...”

Yasudahlah, saya harus mengikhlaskan 20ribu untuk “administrasi” (lagi). Dan memang benar, tidak sampai setengah jam semuanya beres, lengkap, kumplit, ga ada masalah. Memang semuanya beres, namun ada satu pertanyaan mengganjal,
 “Siapakah bang ipul tersebut?”


# Untuk para pelayan publik, kalian adalah perpanjangan pemerintah yang mengurusi hajat hidup orang banyak. Banyak orang yang bergantung kepada kalian. Bekerjalah untuk Tuhanmu yang telah memberikan amanah ini. #
Baca selengkapnya »
Pelaksanaan e-KTP di lapangan tidak jelas..!!

Pelaksanaan e-KTP di lapangan tidak jelas..!!

Antrian warga antri nomor urut e-KTP 

Hari ini Rabu 21 Oktober 2011, saya berniat untuk mengurusi masalah kependudukan yang sedang ramai dibicarakan, yakni e-KTP. Ini memang salah satu program dari Kemendagri menuju administrasi kependudukan yang baik di Indonesia, bisa dibilang salah satu langkah untuk menuju SIN(single Identification Number) seperti di beberapa negara maju.

Dengar pengalaman dari beberapa teman dan tetangga, prosesnya itu kita harus taruh Undangan e-KTP + fotocopy KTP dari pukul 06.00 s.d. 08.00, kemudian nanti akan diberikan nomor urut untuk proses selanjutnya.

Saya putuskan berangkat pukul 06.15 agar kebagian nomor urut. Pas sampai disana sekitar pukul 06.25, ternyata sudah banyak warga yang antri untuk menaruh undangan e-KTPnya, bahkan pengakuan beberapa warga ada yang dari kemarin malam, ada yang dari jam 04.00 shubuh, bahkan masih ada yang dari hari Senin belum dapat nomor urut. Hal ini sedikit mengecilkan harapan saya untuk dapat membereskan proses e-KTP pada hr ini juga, biar clear.

Di depan loket pengurusan e-KTP terpampang tulisan, “Penerimaan Berkas Undangan e-KTP puluk 07.30 s.d. 08.00.” namun pelaksanaan di lapangan msh ada saja warga yang sudah menaruh undangan dari pukul 04.00 shubuh, bahkan semalam sebelumnya. Saya menunggu di parkiran motor sambil mendengarkan radio sebagai pengusir kebosanan. Saya masih menaruh harapan besar agar prosesnya cepat dan tidak ribet.

Sampai pukul 07.45 saya mulai penasaran mengapa sampai jam segini belum juga muncul petugas e-KTPnya, padahal warga yang hadir sudah berjubel. Saya masuk ke depan loket bersama warga lain yang menunggu kepastian informasi selanjutnya. Banyak manula dan ibu-ibu membawa serta anak-anaknya yang masih balita juga menunggu kepastian informasi dari petugasnya, sumpek, sesak, panas, berjubel, kasihan sekali mereka. Tidak sedikit warga yang emosi karena dianggap petugas tidak becus menangani pelayanan kepada warga. Ditambah kesimpangsiuran informasi membuat warga semakin naik pitam.

Sekitar pukul 09.00 akhirnya saat yang ditunggu pun tiba, petugas e-KTP dengan menggunakan pengeras suara memberikan informasi yang bisa dikatakan valid. “Bapak-bapak, ibu-ibu, semuanya... Bagi yang menaruh undangan hari Selasa(kemarin) baru akan mendapatkan nomor urut hari Kamis. Kemudian bagi yang menaruh undangan hari Rabu(hari ini) baru akan mendapatkan nomor urut hari Selasa.”

Banyak warga yang kecewa atas keputusan yang dirasa sepihak ini. Padahal waktu yang diberikan untuk kami hanya seminggu dan tidak tahu bagaimana jika seminggu ini tidak selesai. Bagi yang senang hanya dikarenakan mereka punya kepastian untuk datang pada hari yang tepat, sedangkan sisanya hanya bisa mengeluh satu sama lain tanpa dapat beribuuat lebih.

Ada seorang pria, kira-kira berumur 45 tahun yang memarahi petugasnya karena ketidakjelasan prosesnya. Ia sudah absen selama dua hari dari Selasa sampai hari ini (Rabu), dan ternyata ia baru akan mendapat nomor urut pada hari Kamis. Kasihan sekali bapak-bapak itu dan pastinya semua warga yang lain, niat baik sebagai warga negara yang sudah mengoribuankan kepentingan diri dan pekerjaannya untuk memenuhi panggilan negara harus dibalas dengan pelaksanaan e-KTP di lapangan yang tidak jelas.

# Untuk semua pelayan publik, agar mampu lebih concern terhadap masyarakat yang perlu dilayani dengan baik dan sepenuh hati #


Baca selengkapnya »
Surat Cinta Untuk Nadia

Surat Cinta Untuk Nadia

Surat Cinta Untuk Nadia

Di sebuah SMA kecil di pinggiran kota jakarta, hiduplah seorang pemuda lugu bernama Radit. Radit hidup sederhana, berkacamata, agak tertutup dalam pergaulan dengan teman-temannya, tapi dia selalu memberikan bantuan kepada teman-temannya yang membutuhkan bimbingan dalam pelajaran fisika dan matematika, maklumlah dia pernah masuk seleksi olimpiade tingkat nasional.

Kehidupan Radit biasa saja, tidak ada sesuatu yang spesial sampai pada saat Radit merasakan getaran-getaran cinta yang tumbuh dihatinya. Nadia, adalah seorang gadis yang telah membuat dirinya membuka jendela dunia yang penuh warna. Nadia adalah siswi pindahan dari bandung dan kebetulan kelasnya bersebelahan dengan kelas Radit.

Dibalik kesendiriannya ternyata Radit bisa dibilang seseorang yang romantis, jago membuat puisi cinta untuk orang yang dikasihinya. Dengan kepribadian Radit yang tertutup, tidak mungkin Radit berani menyampaikan perasaan cintanya kepada Nadia secara langsung. Surat adalah suatu hal yang ia tempuh untuk menyatakan perasaan cintanya.

***

Pagi itu Radit menyelipkan surat cintanya ke dalam tas Nadia tanpa ada seseorang pun yang tahu. Nadia yang membuka tasnya dan melihat surat tersebut awalnya penasaran siapa yang menulis surat untuk dirinya. Nadia sebenarnya kagum ada seseorang yang mampu membuatkan puisi untuknya, namun karena di surat itu tidak ada nama ataupun inisial pengirim suratnya, maka Nadia tidak terlalu ambil pusing. Nadia berpikir kalau memang serius pasti akan mengungkapkannya secara langsung.


Radit yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta merasa ada perubahan berarti di dalam dirinya. Setiap pagi rasa optimis dan percaya diri selalu menjadi penyemangatnya untuk melangkah menuju sekolah. Apalagi ada Nadia, sang mentari yang selalu ceria dan berbagi kecerian dalam kesehariannya. Radit menjadi lebih rajin belajar, lebih mudah bersosialisasi, serta lebih memperhatikan penampilannya dirinya untuk menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan.

***

Hampir dua minggu berlalu dan setiap hari itu pula Nadia selalu menerima surat misterius. Nadia yang kebetulan salah satu pengurus OSIS yang membawahi bidang jurnalistik di SMAnya mempunyai ide untuk mengisi mading sekolah dengan tema berbeda.

“Eh guys, gue punya ide untuk mading bulan ini. Temanya: Masih adakah surat cinta di zaman seperti ini?”

“Surat cinta? Udah jadul tuh Nad, emang masih ada ya sekarang yang pake gitu-gituan?”

“Nah makanya kita cari tahu, dulu kan surat cinta menjadi barang yang paling ampuh karena belum ada HP, media sosial kaya sekarang udah banyak banget. Kayanya unik banget kalo kita mengupas tema itu untuk bulan ini.”

“Ohh oke deh kalo gitu, kayanya menarik...”

Surat cinta misterius yang sebenarnya berasal dari Radit pun dipasang di mading-mading sekolah. Topik surat cinta menjadi sebuah isu yang marak diperbincangkan di sekolah mereka. Dan melihat apresiasi yang begitu tinggi serta untuk menyambut HUT SMA bulan depan, OSIS SMA tersebut mengadakan lomba penulisan surat cinta untuk orang tersayang yang diikuti oleh perwakilan tiap kelas.

***

Setelah jam istirahat siang, ketua kelas Radit berdiri di depan kelas membicarakan lomba penulisan surat cinta dalam rangka HUT SMA. Radit yang agak pendiam ternyata dipilih secara aklamasi oleh teman-teman untuk mewakili kelasnya mengikuti lomba tersebut. Radit hanya bisa pasrah menerima keputusan kelasnya.

***

Dua minggu berlalu dan sampailah pada HUT sekolah mereka. Radit yang awalnya malas untuk datang ke acara HUT SMAnya, karena ada pengumuman lomba penulisan surat cinta ia memutuskan untuk datang juga. Berbagai acara pembukaan dilaksanakan dengan meriah, dari acara jalan santai, lomba tumpeng, sampai band-band pembuka dari beberapa perwakilan kelas. Sampai pada saat pembacaan pemenang lomba penulisan surat cinta yang ditunggu-tunggu.

“Wah.., kayanya udah ga sabar ya, siapa sih pemenang lomba surat cinta? Pasti orangya romantis deh, jago buat surat cinta untuk orang tersayang. Oke langsung aja kita umumkan pemenang lomba penulisan surat cinta tahun ini. Pemenangnya adalah Radit kelas XII IPA 1..!!”

Sontak semua mata tertuju pada seorang Radit yang saat itu berada ditengah-tengah teman-temannya. Radit pun diminta maju ke atas panggung untuk menerima hadiah atas kemenangannya. Sampai diatas panggung Radit diminta oleh MC untuk memberikan sepatah dua patah kata untuk teman-temannya. Entah hal apa yang ada dipikirannya, dengan suara yang agak berat dan sedikit terbata-bata, ia mengatakan segala yang terjadi.

“Ehhm.., ma makasih atas apresiasinya. Saya mau menyampaikan beberapa hal yang terjadi selama ini. Nadia..., surat yang kamu terima selama ini adalah surat dariku.”

“Maafkan karena aku tidak berani menyampaikannya secara langsung di depanmu. Aku tahu aku bukan apa-apa, tapi sekarang aku akan mengatakannya di depan teman-teman semua, AKU CINTA NADIA...!!”

“Aku tahu kau tidak adak menerima cintaku, tapi aku yakin cinta yang dianugerahkan Tuhan ini akan indah pada waktunya.”

“Menyakitkan memang mengetahui seseorang yang kita cintai tidak mencintai kita, tetapi akan lebih menyakitkan bila kita tidak pernah mengungkapkan apa yang kita rasakan selama ini terhadap seseorang yang kita sayangi. Terima kasih Nadia...”

Semua orang yang mendengar kata-kata Radit terharu atas keberanian seorang Radit yang mampu menjadi ksatria di saat-saat terakhir, termasuk Nadia. Mereka memberikan tepuk tangan kepada Radit sambil meneriakkan nama Radit... Radit..!! Radit..!! Radit..!! Radit..!!

***

Begitulah cinta, orang bilang cinta itu buta, membutakan seorang Radit yang pendiam menjadi seseorang yang mampu berbuat lebih untuk diri dan lingkungannya. Bersyukurlah karena Tuhan memberikan cinta dalam hati kita. Cinta yang dianugerahan Tuhan ini haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin, cinta yang ada harus membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Semua akan indah pada waktunya.

# Regards Awan
Baca selengkapnya »
7 ICONS versi PSSI | Adhie Harnadi on Blog

7 ICONS versi PSSI | Adhie Harnadi on Blog




Ada salah satu temen Blogger yg menyoroti kekisruhan di tubuh PSSI dengan menciptakan sebuah lirik yg cukup mengelitik... :p


Cekidot tulisan dari Blog Adhie Harnadi:

Kisruh IPL vs ISL yang ada di persepakbolaan indonesia, membuat saya iseng mengacak-ngacak lirik lagu “Playboy” milik 7 ICONS jadi ” 7 ICONS versi PSSI”, walaupun agak garing sih tapi ini murni muncul dipikiran saya sendiri,

Tim persipura (belok)
Tim persib juga (belok)
Ampe kompetisi resmi pun gak ditengok

Tim udah diperingatin
Tapi enggak dipeduliin
IPL pun tetap ditinggalin

Kenapa sekarang
Semuanya bikin pusing
Apa ku salah
Bila inginkan satu liga saja

Gak gak gak kuat
Gak gak gak kuat
Aku gak kuat sama PSSI
Gak gak gak level
Gak gak gak level
Aku gak level liat TIMNAS jadi korban
Baca selengkapnya »
Kadang kita perlu menjadi...

Kadang kita perlu menjadi...


Kadang kita perlu menjadi...
Manusia merupakan makhluk sosial, makhluk yg senantiasa saling berbagi, berkomunikasi, dan berinteraksi dalam menjalani perannya masing-masing di masyarakat. Sangat perlu bagi seorang individu yg baru memasuki sebuah lingkungan yg baru untuk menguasai apa yg disebut dengan adaptasi. Proses adaptasi ini memang membutuhkan waktu yg tidak sebentar. Individu tersebut harus mampu mengenal interpersonal dari masing-masing individu yg ada, sehingga ia mampu bertindak sebagaimana mestinya.

Bagi seseorang yg baru pertama kali mengenal dunia kerja, hal ini juga pasti akan dialami oleh mereka. Setiap pekerjaan yg kita lakukan memang harus dipertanggungjawabkan kepada atasan, selain kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun dalam menunjang eksistensi diri kita di lingkungan baru tersebut, serta agar mampu bekerjasama dengan rekan kerja yg lain maka tetap dibutuhkan adaptasi.
Begitu juga yg dialami oleh penulis ketika memasuki dunia kerja dengan iklim kesibukan dunia kerja yg pastinya menyita sebagain besar waktu untuk menyelesaikan setiap pekrjaan dengan baik.

Kadang kita perlu menjadi kacung
Sebagai orang baru, kita sadar bahwa kita bukan apa-apa, meskipun setiap dari kami punya andil masing-masing untuk meningkatkan produktivitas kantor. Mulai dari diminta untuk fotocopy, fax, ataupun ngambilin hasil print-an hingga jaga ruangan karena semuanya makan siang bersama. Mungkin itu semua adalah hal sepele, tapi taukah kita bahwa dengan apa yg telah kita lakukan sedikit banyak akan membuat mereka bersimpatik terhadap keberadaan kita disana.

Kadang kita perlu seseorang yg lebih mengerti
Sebagai orang yg freshgraduated "seharusnya" kita punya kemampuan teoritis yg lebih baik karena ilmunya masih hangat di otak kita. Kadang beberapa rekan kerja menanyakan beberapa peraturan terbaru, kasus-kasus terbaru, hingga pendapat-pendapat yg pernah disampaikan dosen kita dahulu. Lakukanlah sharing dan bertukar pikiran serta pendapat dengan mereka, tapi jangan sampai ada kesan menggurui kepada orang yg bersangkutan.

Kadang kita perlu menjadi bahan “cemoohan”
Bercanda adalah hal biasa untuk menambah keakraban di dalam komunitas. Saling ejek, main kata-kataan dalam tahap yg wajar sangat diperlukan untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain. Mungkin biasa bagi kita untuk mengejek atau mencemooh orang lain. Tapi sekal-kali kita perlu “mengorbankan diri” sebagai objek ejekan/ cemoohan tersebut. Secara tidak langsung setiap orang di lingkungan itu memberikan tawa-candanyanya kepada objek candaannya, yakni kita sendiri. Ya setidaknya mereka pernah tertawa karena kita,.. hihihi.. :D

Kadang kita perlu menjadi sesorang yg diandalkan
Mungkin peran ini adalah peran yg paling dapat membuat eksistensi kita terjaga. Dengan sedikit kemampuan di bidang komputer, banyak orang-orang di lingkungan penulis yg tidak mengerti bagaimana caranya mengedit surat dalam Ms. Word, tidak mengerti bagaimana caranya melampirkan attachment via gmail, tidak mengerti bagaimana caranya mengganti proxy di internet supaya internetnya bisa nyambung lagi. Dengan adanya kontribusi yg kita berikan, maka akan ada rasa terima kasih kepada diri ini yg membuat kita tetap dibutuhkan dalam konunitas kita.

Peran apapun yg kita lakukan pada dasarnya adalah untuk menunjang eksistensi kita di dunia ini. Tidak selamanya jagoan itu selalu menang, tidak selamanya orang pintar itu selalu benar, tidak selamanya perilaku kita menyenangkan orang lain. Maka mulailah beradaptasi dengan lingkungan baru, dengan peran baru, dengan semangat yg baru.


#Untuk teman-teman yg akan mewujudkan mimpi besarnya#
Baca selengkapnya »
LOVE Ver 7.0 & Married Ver 9.0 oleh Darwis Tere Liye

LOVE Ver 7.0 & Married Ver 9.0 oleh Darwis Tere Liye

MMSPH 13: LOVE Ver 7.0 & Married Ver 9.0

by Darwis Tere Liye on Saturday, September 10, 2011 at 7:37am

LOVE Ver 7.0 & MARRIED Ver 9.0

Catatan: Anda sebaiknya sudah membaca Cintanometer dalam MMsPH 2

Di kota kami, walau terletak persis di tengah-tengah gurun pasir maha luas, hujan bukanlah barang langka. Jika penduduk kota ingin merasakan hujan, maka tinggal bilang ke balai kota. Seperti kemarin, anak tetangga sebelah rumah, rindu berat berlari-lari di atas gelimang lumpur, di bawah atap langit yang mencurahkan beribu-ribu bulir air kesegaran. Maka orang tuanya segera memesan hujan. Selang dua belas menit kemudian awan hitam datang berarak, guntur dan petir sambar menyambar, tak lama turunlah hujan sesuai pesanan.

Jangan salah sangka dulu, kota kami memang terpencil jauh dari seluruh penjuru dunia, tetapi bukan berarti penduduk kota kami lebih primitif dibandingkan kalian. Kami tidak memanggil hujan lewat dukun-dukun, nyanyian-nyanyian, apalagi sesembahan tak berguna itu, sebaliknya kami memanggil hujan dengan teknologi tingkat tinggi. Maju sekali, malah jauh lebih maju dibandingkan dengan menerbangkan pesawat untuk menaburkan butiran pembuat hujan di awan-awan yang biasa ilmuwan kalian lakukan.

Di sini banyak penemu. Yang terhebat di seluruh dunia, malah. Jadi jangankan soal hujan, soal rumit lainnya, seperti mobil terbang, rumah mengapung, lampu tenaga udara, pil anti lapar, suntikan seribu-penyakit dan yang lebih sulit lainnya ada di sini. Dengan berbagai penemuan hebat itu, kehidupan berjalan amat baik dan berkecukupan.

Tetapi suatu hari, dewan kota mendadak mengadakan pertemuan. Benar-benar ada hal super-penting yang telah terjadi, karena rapat ini adalah rapat mendadak untuk kedua kalinya dalam lima ratus tahun terakhir.

Para tetua risau sekali tentang sesuatu. Tentang mengapa angka pertumbuhan penduduk kota ini stagnan, bahkan dua tahun belakangan justeru minus sekian persen. Jika trend pertumbuhan penduduk tetap seperti itu, dikhawatirkan seratus hingga dua ratus tahun mendatang, penduduk kota ini akan musnah.

Lama berdebat akhirnya ditemukan-lah muasal permasalahan. Yaitu karena angka pernikahan anak-anak muda turun amat tajam. Kenapa angka pernikahan anak-anak muda turun tajam? Karena mereka terlalu takut menyatakan cinta? Cemas ditolak mentah-mentah? Dipermalukan? Takut sakit hati? Ah, itu masalah lama, masalah yang keciiil. Sudah lewat sepuluh tahun para ahli di kota kami memecahkan masalah tersebut dengan cintanometer. Alat yang dianugerahi 100 Years of Great Discovery!

Kenapa angka pernikahan tetap turun padahal sudah ada Cintanometer? Alat yang membuat kalian dengan mudah bisa mengenali pasangan yang sedang mencintai kalian? Tetua ramai berdebat, saling menyelak. Ternyata penyebabnya adalah gaya-hidup anak muda jaman sekarang. Hari ini, apa mau dikata mereka adalah generasi yang terlalu sibuk. Berangkat pagi-pagi, pulang malam hari. Bekerja tanpa lelah 60 hingga 70 jam per minggu. Benar-benar pekerja keras. Tak banyak lagi waktu yang tersisa untuk pacaran, apalagi untuk menikah.

Jadi meskipun cintanometer mereka yang trendi tersangkut di kuping berkedip-kedip menandakan ada calon pasangan yang jatuh-cinta ke mereka radius dua puluh meter, anak muda kota kami malas sekali menanggapinya. Mereka sudah terlanjur disibukkan memikirkan tumpukan berkas kerja di meja siang ini, janji meeting di gedung manalah, schedule rapat dengan siapalah. Aduh! Pacaran itu hanya membuang waktu. Tidak ada gunanya. Non-value added activity. Ada janji karir dan masa depan cemerlang yang sedang mereka kejar. Pacaran itu jelas hanya untuk pengangguran, atau pekerja kelas rendahan.

Celaka! Tetua kota kami sekarang benar-benar geleng kepala. Kalau begini terus situasinya, kota kami yang hebat akan menghadapi masalah serius. Tanpa adanya keluarga baru, tanpa adanya bayi-bayi yang dilahirkan jumlah penduduk kota turun drastis. Buat apa mereka punya teknologi terhebat di dunia jika tak ada anak-cucu yang mewarisi? Rusuh tetua kota berdebat mencari solusi. Mereka berebut mempresentasikan penemuan-penemuan canggih untuk mengatasi masalah ini. Bagaimana agar anak-muda itu tetap bisa pacaran dan kemudian menikah dengan segala keterbatasan waktu mereka.

Akhirnya, menjelang malam solusinya disepakati. Benar-benar hebat. Solusi yang dahsyat. Soal penemuan canggih dan membuat geleng-kepala kota kami memang tak terkalahkan. Tetua kota mengumumkan akan mengembangkan software yang akan dinamai: Love ver 7.0. Seluruh penduduk kota yang sepanjang hari takjim menyimak perdebatan di balai kota ramai bertepuk-tangan. Menakjubkan! Sungguh solusi yang praktis, efisien, dan khas kota kami yang ultra-modern.

Apa itu Love ver 7.0? Ah, aku juga tidak tahu persis seperti apa (sama waktu aku dulu bingung menjelaskan apa itu Cintanometer!), tapi untuk lebih mudah memahaminya kalian bayangkan saja software games. Kalian pasti pernah memainkan salah-satu game komputer, bukan? Seperti Warcraft, Grand Theft Auto, The Sims, Winning Eleven, NBA, Championship Manager, atau yang paling simpel seperti Tetris, Minesweeper, Solitaire, Pinball, dan games kartu semacamnyalah. Nah, seperti itulah Love ver 7.0.

Bedanya, software ini amat powerfull. Super-canggih. Sempurna sudah menjadi foto-copy kehidupan dunia nyata anak-muda di kota kami. Cara kerjanya? Begini, pertama-tama dibuatlah server raksasa di tengah kota, lantas setiap komputer yang dimiliki anak-muda kota kami dihubungkan ke server tersebut. Mereka akan memasukkan data pribadi ke dalam permainan. Lengkap. Mulai dari bentuk fisik, seperti jumlah rambut alis mata, jumlah rambut di betis, ukuran (maaf) tubuh tertentu, dan tentu saja termasuk urusan tinggi, berat badan, dan warna kulit. Malah data fisik pribadi itu termasuk DNA, tipe kromosom, siklus hormonal, kadar pheromon, getar arus listrik, dan ampun aku sungguh tidak mengerti lagi. Pokoknya semua data fisik mereka.

Selain itu dimasukkan juga data non-fisik mereka. Seperti tipe cewek atau cowok yang mereka idamkan, karakter psikilogis, tingkat kecerdasan, preferensi, bahkan juga termasuk tingkat kecemasan, keragu-raguan, agresivitas dan sebagainya. Seluruh informasi ini langsung di-foto-copy dari otak dan seluruh tubuh yang menyimpan data tersebut, jadi mustahil keliru, dan selalu di-update setiap hari secara otomatis.

Nah, setelah semua data anak-muda di kota kami telah di upload ke dalam sistem Love ver 7.0 maka dimulailah games hebat tersebut. Anak-muda itu tidak perlu memainkannya, tidak perlu menekan tombol mouse atau menggerakkan stick. Tidak perlu ada di depan komputer masing-masing. Semua itu tidak perlu. Apa yang kubilang tadi? Love ver 7.0 sempurna foto-copy kehidupan anak-muda kota kami. Jadi karakter-karakter dalam games itulah yang bermain. Karakter-karakter itu sempurna seperti menjalani kehidupan yang sama dengan yang aslinya, tetapi terjadi di dunia maya. Di dalam komputer. Mirip benar dengan apa yang terjadi paralel di dunia nyata. Tugas karakter foto-copy di Love ver 7.0 hanya satu, mencari jodoh!

Wow, maka kalau kalian berkesempatan berkunjung ke pusat server Love ver 7.0 di kota kami, maka kalian akan melihat tadi pagi ManoWolvie yang sedang menggoda Laila di perempatan jalan utama. Atau Filean yang sedang malu-malu mengirimkan surat cinta ke Jesheila di depan balai kota. Kalian sempurna bisa menonton seluruh adegan romantis tersebut. Yang tentu saja ManoWolvie, Laila, Filean atau Jesheila yang asli sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing di kantor. Malah boleh jadi yang aslinya sedang bertengkar karena urusan bisnis dan pekerjaan.

Di malam hari, anak-muda kota kami bisa melihat progress pacaran mereka di dalam komputer masing-masing. Bukan main, mereka bisa melihat kisah percintaan mereka hari ini sambil ngemil sekantong kentang goreng. Karena karakter dalam games tersebut sempurna ter-foto-copy, maka seluruh adegan romantis dalam Love ver 7.0 benar adanya. Itulah yang akan terjadi di dunia nyata kalau anak-muda kami punya waktu melakukannya. Games itu bertindak 99,99% persis seperti kehidupan nyatanya. Tidak mungkin salah-lagi.

Maka sebulan setelah games tersebut dikeluarkan, angka pacaran di kota kami melesat berkali-kali lipat. Kehidupan romantisme penuh bunga indah dan kata memesona tumbuh bak jamur di musim hujan. Tidak di dunia nyata memang, tapi ada di dalam server Love ver 7.0. Peduli apa? Itu sama saja dengan di dunia nyata. Itulah gunanya teknologi.

Saat anak-muda kota kami merasa progress percintaan mereka di games tersebut sudah di level 9. Ah-ya Love ver 7.0 juga disertai data statistik yang menunjukkan seberapa dekat tingkat keintiman mereka, kalau sudah di level 9 itu berarti level tertinggi, dan mereka bisa memutuskan untuk bertatap muka langsung dengan pasangan virtual masing-masing. Saat itulah, progress hubungan berkembang dan diambil-alih oleh karakter dunia nyatanya.

Seperti hari ini, ManoWolvie bertemu dengan Laila di Kafe Z di dekat perempatan utama kota.

“Kau hari ini cantik sekali,” Mano tersenyum memuji.

“Ah, bukankah kau sudah berkali-kali mengatakan itu?” Laila tersipu malu. Menatap Mano dengan mesra.

Bukankah mereka baru pertama kali ini bertemu? Bagaimana mungkin Laila bilang Mano sudah berkali-kali mengatakan itu? Ya, di dalam Love ver 7.0, yang mereka tonton selepas pulang kerja. Di sana percintaan Mano-Laila romantis benar. Penuh kejadian mengesankan. Tetapi kalau mengatakan kalimat itu secara langsung, Mano baru hari ini melakukannya.

Maka ManoWolvie-Laila akan mengenang bersama hari-hari yang mereka lalui dulu, tertawa bahak membicarakan Mano yang memerah mukanya saat bilang cinta enam bulan silam, Laila yang terjatuh di danau kota saat bercengkerama, Mano yang menumpahkan jus-jeruk di kencan mereka yang kesekian, dan seterusnya, dan seterusnya. Benar-benar seperti nyata, benar-benar seperti mereka melalui sendiri kejadian tersebut.

Lantas pembicaraan tatap-muka pacaran level 9 itu akan di akhiri dengan kalimat hebat, “Maukah kau menikahiku?” dari Mano yang sekarang berlutut menyerahkan cincin permata ke Laila penuh pengharapan.

Laila tersipu malu, mukanya memerah, kemudian mengangguk pelan. Ah, mereka sudah pacaran lebih dari enam bulan. Level mereka sudah 9, jadi sudah saatnya menikah. Melanjutkan ke level 10. Mano sungguh pilihan yang sempurna. Komputer bilang begitu. Tingkat kesesuaian mereka 99,99%. Jodoh sejati. Bayangkan dalam sekejap mereka langsung jatuh-cinta (pada pandangan pertama dalam software hebat tersebut). Mereka juga sudah pacaran dengan mesranya selama ini. Maka Laila malu-malu menjulurkan tangannya. Mano memasangkan cincin permata.

Mereka resmi bertunangan.

Bukan main. Hebat! Tetua kota kami ramai bersulang setahun kemudian. Pesta besar digelar di balai kota. Love ver 7.0 sukses luar-biasa. Cintanometer? Lupakan alat primitif itu! Sekarang mereka memasuki era baru, ketika ada dua dunia yang berjalan secara paralel sekaligus. Kehidupan nyata yang sibuk, dengan kehidupan indah di dalam sistem komputer. Mereka bisa memadukannya dengan baik. Benar-benar temuan yang meningkatkan produktivitas kerja. Buat apa lagi pacaran secara fisik jika Love ver 7.0 bisa melakukannya berkali-kali lebih baik. Toh, tingkat kegagalan pernikahan setelah melalui pacaran di dalam sistem hanya 0,001% saja?

Ditambah bonus, semua data pacaran mereka tersimpan rapi di komputer pribadi masing-masing. Mana ada coba orang yang pacaran di dunia memiliki rekaman komplit seluruh waktu kebersamaan indah mereka? Ah, masalah krisis kependudukan kota kami dengan cepat segera terselesaikan.

Beres! Bukan main.

***

Celaka, berbeda halnya dengan Cintanometer yang tidak bisa dijahili, dirusak, atau bahasa kerennya di-hack. Software Love ver 7.0 ternyata dengan mudah bisa dimodifikasi oleh hacker-hacker jahil kota kami.

Awalnya mereka hanyalah pemuda-pemuda yang sejak Cintanometer dulu keluar tetap tak-kunjung jua mendapatkan jodoh. Cintanometer mereka dulu tidak berkedip sekalipun. Nah, sekarang saat Love ver 7.0 launching, karakter maya mereka di dalam komputer tetap tidak mendapatkan jodoh. Aduh, semakin keki-lah mereka. Siapa pula coba yang hanya bisa menonton kosong, menatap cemburu adegan cinta seluruh anak-muda kota kami yang sungguh romantis? Sedangkan dia sendiri, baik di dunia nyata maupun maya tetap tak laku-laku jua. Aduh, kasihan sekali melihat mereka!

Maka gerombolan anak-muda yang tidak kunjung laku itu mulai mengirimkan virus untuk meng-hack sistem Love ver 7.0. Mereka diam-diam mulai mengembangkan modifikasi canggih, mengotak-atik server raksasa kota. Dua tahun berlalu, dan celakanya mereka berhasil. Benar-benar berhasil menembus sistem sekuriti Love ver 7.0. Apa yang terjadi kemudian? Sungguh tidak ada yang pernah bisa membayangkan Gerrard yang jelek jerawatan bisa pacaran dengan Jasmine, kembang kota kami yang super cantik itu.

Apa daya Jasmine? Sistem itu bilang kalau ia harus pacaran dengan Gerrard, kan? Kesalahannya hanya 0,001%, kan? Maka terjadilah kekacauan di seluruh kota. Benar-benar semuanya terbolak-balik. Karena hacker kota kami amat jahilnya juga merubah data pribadi pesaing-pesaing cintanya selama ini. Menguranginya, menjelek-jelekkannya. Lantas menambah data pribadi miliknya sendiri. Benar-benar tidak lucu lagi kehidupan paralel dunia-maya kota kami tersebut enam bulan kemudian.

Beruntung sebelum Gerrard dan Jasmine tiba di level 9, yang artinya mereka harus bertemu secara fisik dan menikah, tetua kota berhasil menemukan anti-virus super. Yang dengan cepat memberangus habis, worm, brontok, trojan, malware, parasite, dan apalah namanya itu. Aduh, betapa sakit hatinya Gerrard saat sistem itu di-install ulang. Saat malamnya dia sibuk menunggu dengan hati berdebar-debar apakah kisah-cinta dunia maya-nya sudah level 9, ternyata karakter dirinya kembali ke data aslinya. Jelek-jerawatan, cowok yang nggak pernah laku-laku. Hiks!

Meranalah nasib Gerrard dan hacker lainnya. Tapi siapa yang peduli dengan mereka? Anak-muda dan tetua kota lebih peduli memperhatikan percintaan hebat di dalam games yang bahkan ditambahkan banyak fitur baru tersebut. Maka selepas serangan hacker atas Love ver 7.0 tersebut, games tersebut bisa dibilang sempurna. Masih ada memang satu-dua upaya cheating, satu-dua yang mencoba mematikan genset server, satu-dua yang mencoba merusak hard-disk data, tapi sisanya oke. Perfect, malah!

Penemu kota kami belakangan juga meluncurkan alat-kendali versi mini. Persis seperti iPOD atau HP di jaman batu kalian. Dengan alat itu, anak muda kota kami tidak perlu lagi membuka komputer saat pulang kerja, mereka bisa menyimak langsung nasib percintaan dunia-maya mereka kapan saja, di mana saja, dan sedang ngapain aja. Alat itu portable dan trendi. Ditambah fitur upload data terkini dari mereka. Sekarang, Love ver 7.0 sempurna sudah.

Jadi bisa segera dimaklumi ketika seluruh penduduk kota mengusulkan: Love ver 7.0 harus dinobatkan sebagai 100 Years of Great Discovery! Menggantikan alat-cinta Cintanometer yang sudah basi itu. Ini baru sesungguhnya penemuan canggih!

***

Tetapi tahukah kalian? Saat Love ver 7.0 diluncurkan dua tahun silam, salah satu tetua kota kami yang dari dulu terkenal bijak dan berhati-hati atas segala penemuan, dengan suara lemah putus asa berbicara, “Kita tidak seharusnya menemukan alat ini, tidak seharusnya….” Mencoba menarik perhatian tetua lainnya yang sibuk berdebat.

“Tidak seperti cintanometer dulu, alat ini akan membawa kita memasuki jaman yang benar-benar ganjil! Cinta urusan langit, jadi bagaimana mungkin kita sekarang seperti Tuhan? Membuatkan skenarionya? Membuatkan kisah-cintanya? Tidak peduli sehebat dan senyata apapun skenario tersebut!”

Tetapi siapa yang peduli dengan tetua kota itu? Tidak ada. Apalagi setelah tahun demi tahun berlalu. Games itu terbukti efektif menyelesaikan masalah tidak ada waktu untuk pacaran bagi anak-muda tersebut. Games itu jawaban yang hebat. Hei, ingat, dulu juga tetua ini ribut soal Cintanometer. Omong-kosong, kecemasannya berlebihan. Tidak ada bahayanya teknologi tersebut.

Sayang, ternyata tetua kota itu benar!

Hanya soal waktu ketika akhirnya masalah tidak punya waktu tersebut berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius. Bertahun-tahun berlalu, hari ini, anak muda kota kami bukan soal pacaran saja tidak punya waktu, mereka ternyata juga tidak punya waktu untuk menikah. Mereka benar-benar sibuk. Amat keterlaluan sibuknya. Bekerja 70-80 jam per minggu. Malam pun mereka kerja. Dibekukan oleh janji dunia. Janji karir dan kehormatan materi. Jadi meski Love ver 7.0 mengambil-alih kehidupan cinta mereka, meski sudah berbulan-bulan hubungan cinta itu menyentuh level 9, mereka malaaas sekali untuk bertemu secara fisik dan melanjutkan hubungan ke level berikutnya, gerbang pernikahan.

Buat apa? Mereka lebih mementingkan pekerjaan. Berkeluarga hanya menghabiskan waktu. Tidak terbayangkan harus jam sekian sudah tiba di rumah, memeluk istri, mencium keningnya, besoknya harus bangun pagi bersama, menyiapkan sarapan, bicara satu-sama lain penuh basa-basi, harus berlibur bersama, dan seterusnya, dan seterusnya…. Aduh, mereka tidak punya waktu untuk melakukan itu semua. Sungguh semua itu tidak produktif.

Maka tetua kota kami kembali rusuh bersidang. Sibuk berdebat. Sibuk mengacungkan tangan untuk menjelaskan solusi yang diusulkan. Benar-benar tidak ada yang memperhatikan tetua kota kami yang sedari dulu sudah prihatin. Tidak ada. Semua ini harus dipecahkan dengan teknologi yang lebih hebat. Menjelang malam, solusi yang disepakati akhirnya ditemukan. Benar-benar luar-biasa.

Apa yang akan dilakukan tetua kota kami? Mereka akan mengembangkan software tambahan. Games lanjutan dari Love ver 7.0 tersebut. Sistem yang jauh lebih sophisticated, yang akan memasukkan seluruh varian dalam kehidupan nyata. Yang akan menyelesaikan masalah level 9 yang tidak pernah berlanjut di dunia nyata tersebut. Software tambahan itu disebut dengan Married ver 9.0.

Wah! Wah! Wah! Seperti apa bentuknya? Ramai penduduk kota bertanya. Dengan wajah antusias. Aku sekali lagi bingung menjelaskannya kepada kalian. Pokoknya, persis seperti Love ver 7.0. Bedanya sekarang anak-muda kami memiliki fitur untuk melakukan pernikahan virtual di dalam sistem tersebut. Lengkap dengan ruangan resepsinya. Pengiring pengantin. Live music. Akomodasi. Bulan madu. Bahkan doa-doa spesial yang bisa di-setting sesuai aslinya di dunia nyata. Wow!

Lihatlah foto di meja Esterina, itu foto pernikahannya di Barbados dua minggu lalu. Benar-benar pesta pernikahan yang mewah dan ramai. Seluruh kota hadir. Padahal persis di jam yang sama pernikahan tersebut dilangsungkan, Esterina sedang sibuk berdiskusi tentang sistem perbankan kota di kantornya.

Lihatlah! Bahagia sekali pernikahan Esterina dengan Gading enam bulan terakhir! Mereka mesra saling memeluk sebelum berangkat kerja. Bercengkerama setiap malam. Saling menelepon setiap satu jam. Berlibur ke Swan Lake setiap dua bulan. Memiliki rumah kecil yang indah. Benar-benar pasangan yang hebat. Meski semua itu hanya ada di dunia maya-nya.

Di dunia nyata? Esterina dan Gading bahkan serumah pun tidak. Tapi peduli apa? Itu benar-benar akan terjadi kalau mereka punya waktu untuk melakukannya. Sistem komputer itu sungguh foto-copy yang sempurna. Sama sajalah apakah karakter dalam Married ver 9.0 atau mereka di dunia nyata yang melakukannya.

Anak? Kota kami sudah mengembangkan sistem bayi tabung sejak dua ratus tahun silam. Itu bukan masalah besar. Bahkan Esterina tidak perlu mengandung secara langsung, bisa dititipkan dalam sistem medis hebat kota kami. Sepanjang ia dan Gading memutuskan punya anak, maka Rumah-Sakit kota yang seperti pabrik bersiap menerima pembuahan tidak langsung tersebut.

Tetua kota bersulang riang di balai kota. Ini benar-benar masa keemasan penemu di kota kami. Semua anak-muda akhirnya sempat pacaran, sempat menikah meski dengan segala kesibukan yang mereka miliki. Anak-anak kecil banyak dilahirkan, dibesarkan oleh sistem adopsi teknologi yang hebat. Krisis kependudukan itu benar-benar sudah lewat.

Lupakan saja soal kosa-kata cinta yang sejak Cintanometer ditemukan dulu sudah dihapus dari kamus. Lupakan itu semua. Bahkan mereka sudah melupakan bagaimana sensasi membelai lembut pipi pasangan mereka, menatap mesra wajah pasangan mereka, mencium keningnya.

Mereka sempurna lupa bagaimana sesungguhnya proses percintaan tersebut? Bagaimana rasanya kebersamaan di Taman Kota, kebersamaan di Danau Kota. Mereka hanya menonton seluruh adegan itu sekarang! Menyimak, tanpa pernah terlibat melakukannya. Mereka benar-benar kehilangan sensasi menunggu sang belahan-hati, rasa cemas menanti jawaban sang pujaan, tersipu malu atas pujian, resah atas kalimat yang salah ucap, antusiasme menatap wajahnya, merasa terlindungi bersandar di bahu bidangnya, dan entahlah.

Mereka sudah lupa!

Apalagi kalau ditanya soal sakit-hati? Bagaimana rasanya ditolak? Bagaimana rasanya ditinggalkan begitu saja? Lupa! Lagipula itu semua tidak penting. Kalau ada yang bertanya apa itu pacaran, tinggal jalankan sistem Love ver 7.0. Kalau ada yang bertanya soal bagaimana rasanya menikah, tinggal jalankan sistem Married ver 9.0. Semuanya lengkap ada di sana. Kalian bahkan bisa menyimak seluruh prosesnya.

Maka aku benar-benar muak saat untuk kedua kalinya berkunjung ke kota itu seminggu lalu. Kali ini aku benar-benar termangu di tengah pesta yang diadakan oleh tetua di balai kota. Aku menjulurkan tangan, “Namaku Jun, pemuda dari negeri seberang, ingin mencari pacar seorang gadis yang baik hati dan cantik. Adakah gadis seperti itu di sini?” Mereka memandangku laksana melihat mahkluk dari planet terbodoh yang pernah ada.

Ya ampun, dengan hati bingung aku memutuskan pulang. Sungguh, aku lebih baik patah-hati seribu kali, tersakiti berjuta-juta kali, merana bermilyar-milyar kali karena keabadian jombloku dari pada harus menjalani kehidupan cinta seperti mereka. Rasa sakit hati itu indah. Setidaknya patah-hati memberikan sensasi bahwa kita memang masih hidup. Lagipula siapa bilang ditolak cinta itu tidak indah?

Itu indah, Bung! Pikirkanlah dari sudut yang berbeda!

***
Baca selengkapnya »
Cintanometer oleh  Darwis Tere Liye

Cintanometer oleh Darwis Tere Liye

MMSPH 2: Cintanometer

by Darwis Tere Liye on Friday, September 2, 2011 at 8:52am

Cintanometer

Di kota kami, walau terletak persis di tengahtengah gurun pasir maha luas, hujan bukanlah barang langka. Jika penduduk kota ingin merasakan hujan, maka tinggal bilang ke balai kota. Seperti kemarin, anak tetangga sebelah rumah, rindu berat berlari-lari di atas gelimang lumpur, di bawah atap langit yang mencurahkan beribu-ribu bulir air kesegaran. Maka orang tuanya segera memesan hujan. Selang dua belas menit kemudian, awan hitam datang berarak, guntur dan petir sambar menyambar, tak lama turunlah hujan sesuai pesanan.

Jangan salah sangka dulu, kota kami memang terpencil jauh dari seluruh penjuru dunia, tetapi bukan berarti penduduk kota kami lebih primitif dibandingkan kalian. Kami tidak memanggil hujan lewat dukundukun, nyanyian-nyanyian, apalagi sesembahan tak berguna itu, sebaliknya kami memanggil hujan dengan teknologi tingkat tinggi. Maju sekali, malah jauh lebih maju dibandingkan dengan menerbangkan pesawat untuk menaburkan butiran pembuat hujan di awan-awan yang biasa ilmuwan kalian lakukan.

Di sini banyak penemu. Yang terhebat di seluruh dunia, malah. Jadi jangankan soal hujan, soal rumit lainnya, seperti mobil terbang, rumah mengapung, lampu tenaga udara, pil anti lapar, suntikan seribu penyakit dan yang lebih sulit lainnya ada di sini. Dengan berbagai penemuan hebat itu, kehidupan berjalan amat baik dan berkecukupan.

Tetapi suatu hari, dewan kota mendadak mengadakan pertemuan. Tentu ada hal super penting yang telah terjadi, karena rapat ini adalah rapat mendadak untuk pertama kalinya dalam lima ratus tahun terakhir. Para tetua risau sekali tentang sesuatu. Tentang mengapa angka pertumbuhan penduduk kota ini stagnan, bahkan dua tahun belakangan justeru minus sekian persen. Jika trend pertumbuhan penduduk tetap seperti itu, dikhawatirkan seratus hingga dua ratus tahun mendatang, penduduk kota ini akan musnah.

Lama berdebat akhirnya ditemukanlah muasal permasalahannya. Yaitu karena angka pernikahan anakanak muda turun amat tajam. Kenapa angka pernikahan turun amat tajam? Karena anak-anak muda ternyata susah sekali menemukan jodohnya masing-masing. Kenapa anakanak muda amat susah menemukan jodoh? Karena angka penolakan cinta meningkat tajam. Dan kenapa angka penolakan cinta meningkat tajam? Karena anakanak muda itu terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya. Takut ditolak, takut ditertawakan, takut dihinakan, lebih sial lagi akan dikenang sepanjang masa: sebagai pecundang.

Tetua kota ramai lagi berdebat mencari solusi masalah pelik ini. Bagaimana agar anak-anak muda itu tidak cemas dan takut lagi menyatakan cintanya? Akhirnya setelah berbagai usulan diterima, mulai dari yang sama sekali tidak masuk akal hingga yang malah tidak ada kaitannya sama sekali dengan akar permasalahan, solusi yang dimaksud disepakati.

Dewan kota akan menciptakan alat pendeteksi cinta. Sebut sajalah namanya cintanometer.

Bentuk fisiknya kurang lebih mirip freehand telepon genggam yang kalian kenal selama ini. Dicantolkan di telinga, dan ia dengan kecanggihannya akan memberitahukan perasaan yang sedang dipikirkan oleh lawan jenis di hadapanmu.

Bagaimana caranya? Tidak jelas juga seperti apa. Terlalu rumit untuk dituliskan. Tetapi kurang lebih cintanometer akan mendeteksi gesture tubuh, kadar pheromon, getaran arus listrik yang timbul dari detak jantung pasangan Anda, medan elektromagnetik yang muncul dari sekujur kulitnya, sinyal alpha dari bola matanya, frekuensi dan lamda getaran suara saat pasangan Anda berbicara dan berbagai pemicu kimiawi lainnya yang terus terang aku juga tidak terlalu mengerti.

Dengan cintanometer itu, anak-anak muda tak usah malu lagi menyatakan cinta. Alat ini seratus persen akan menjamin kalkulasi variabel yang ditangkapnya benarbenar nyata. Deviasi kesalahannya kecil sekali, sehingga kalian tak usah lagi khawatir ditolak mentahmentah.

Mendengar kabar tentang cintanometer, penduduk kota kami dilingkupi kegairahan yang luar biasa. Mereka belomba-lomba mencari tahu sejauh mana kemajuan ilmuwan terbaik mereka menciptakan alat pendeteksi cinta tersebut. Tak sabar lagi mereka menunggu hari H peredarannya di toko-toko kelontong. Malah di tengah-tengah kota dipasang penghitung waktu mundur (countdown) menunjukkan sisa hari peluncurannya.

***

Dan ketika tiba hari H peluncuran cintanometer itu, kota kami heboh sekali. Inilah penemuan terbesar sepanjang masa. Muda-mudi berdiri mengantri membentuk kelokan puluhan kilometer di depan balai kota untuk mendapatkan alat pendeteksi cinta. Lelaki tua dan wanita tua yang tak laku-laku juga terselip hampir di setiap dua-tiga pengantri. Orang-orang tua yang sudah menikah pun ternyata ikut mengantri. Juga anak-anak di bawah umur.

Rusuh sekali antrian itu. Saling menyelak. Jangan pernah kalian meleng sedikit saja, alamat tempat berdiri sudah diisi oleh tiga-empat orang yang tak dikenal. Semakin lama kerusuhan dalam antrian semakin meluas. Masalahnya ternyata pembagian alat tersebut agak sedikit terganggu karena baru saja tetua kota menyadari mereka sama sekali belum melakukan analisis dampak lingkungan atas cintanometer ini. Tak ada yang pernah berpikir hal ihwal yang akan terjadi akibat beredar bebasnya alat ini, apalagi lihatlah batasan umur para pengantri di depan sana.

Semakin siang antrian semakin kusut. Maka tetua kota tak ada pilihan lain kecuali mulai membagikan cintanometer itu. Lupakan dulu soal analisis dampak lingkungan tersebut. Yang penting antrian penduduk kota tidak berubah menjadi anarki.

Mereka berebut menyambar kotak-kotak kecil itu. Untunglah tak ada satu pun warga kota yang mengantri menginginkan benda tersebut yang tidak kebagian. Lepas senja semuanya bisa pulang dengan senyuman lega. Berharap banyak atas benda kecil tersebut.

Tetapi, wahai, tahukah kalian apa yang terjadi sekejap setelah itu?

***

Kota kami tiba-tiba berubah menjadi lautan cinta. Lihatlah anak-anak muda, mereka seolah-olah sedang berlomba-lomba menyatakan cintanya. Di sepanjang jalan-jalan, di taman-taman kota, di kafekafe, di pelataran parkir dan pertokoan, di ruangruang kelas, di atas mobil-mobil dan gerbong kereta, di dalam lift dan toilet, hingga di altar-altar suci rumah ibadah yang seharusnya hanya dipakai untuk berdoa.

“Clarice, aku cinta padamu?” seru seorang pemuda dari salah satu meja, di kafe tengah kota.

“Aku sudah tahu, Leonardo!” gadis itu juga berteriak sambil memperlihatkan alat itu di telinganya. Mereka berdua tertawa. Juga tertawa bersamaan dengan seluruh isi kafe lainnya. Anakanak muda yang dimabuk asmara. Bersemu merah saling menggenggam tangan.

“Patrice, andai kau meminta bulan, tentu tak sungkan aku berikan....”

“Sudahlah, Desovov….” dan gadis di meja satunya lagi itu melompat menyeberangi piring-piring.

Sungguh. Padahal kemarin, kemarinnya lagi, minggu-minggu lalu, dan sepanjang hari selama setahun terakhir ini gadis itu hanya mampu berdiri menatap pemuda pujaannya lewat begitu saja di gang bawah sana dari balik teralis jendela. Terlalu gentar untuk mengakui. Terlalu takut untuk menyatakan cintanya.

Kemanapun kau pergi malam itu, maka yang akan kau dapati hanyalah anak-anak muda dengan trendi mengenakan cintanometer di telinganya, berjalan kesana-kemari coba menemukan pasangannya. Saat alat di telinga mereka berkedip-kedip, mereka berseru kegirangan. Itu berarti ada seseorang yang mencintainya radius seratus meter darinya.

Apa yang terjadi kemudian? Tergantung. Jika pasangan yang ditunjukkan oleh cintanometer itu ternyata tampan dan memang pujaan jantungnya selama ini, maka tak sungkan ia menggamit tangannya, menatap tersenyum dengan muka bersemu merah. Tetapi jika ternyata pasangan yang ditunjukkan oleh cintanometer itu ternyata jelek dan malah sosok yang dibencinya selama ini, maka dengan terbirit-birit ia akan lari menjauh.

Amat beruntung seorang pemuda atau gadis yang berkali-kali cintanometernya berkedip-kedip. Itu berarti ada banyak pilihan baginya untuk menyatakan cinta. Dan di tengah-tengah keramaian cinta ini, ironisnya, ada saja pecinta yang tidak sedikit pun cintanometernya berkedip-kedip.

Awalnya mereka tidak terlalu panik. Mungkin alat miliknya rusak atau baterainya habis. Mereka buru-buru mencoba meminjam alat pendeteksi cinta milik temannya, berharap nasib akan berubah. Percuma. Semua alat yang dikeluarkan oleh balai kota selalu dalam kondisi seratus dua belas persen oke.

Maka tinggallah mereka merana menjadi penonton pertunjukan cinta di kota kami. Tetapi siapa peduli dengan orang-orang yang tidak beruntung itu? Jumlah mereka sedikit. Dan bukankah dengan demikian, alat pendeteksi cinta itu membantu seleksi genetik kota kami. Pemuda atau gadis yang tak pernah dicintai oleh seseorang maka sudah sepatutnyalah tidak meneruskan keturunan genetiknya, demikian kesimpulan tetua kota.

Mendengar laporan meningkatnya angka jatuh cinta anak-anak muda di kota kami, tetua kota tersenyum lega. Permasalahan besar itu nampaknya teratasi sudah. Mereka bersulang di balai kota, berseru bersama memuji kepintaran para penemu. Tanpa sedikit pun menyadari laporan itu ternyata belum lengkap benar. Karena pelahan-lahan muncullah berbagai masalah akibat cintanometer itu.

***

Vyrzas, lelaki baya berumur enam puluh tahun, duduk menangis di pojokan kota sambil mengelus kepala botaknya penuh penyesalan. Dengan alat itu, barusan ia tahu bahwa sesungguhnya semenjak empat puluh tahun silam hingga hari ini, Veronica, kembang kampus universitas kota kami, ternyata amat mencintainya. Ah, mengapa alat ini baru diciptakan sekarang? Sesalnya. Lihatlah, wanita tua itu sudah beranakpinak dengan pria lain. Ia dulu ternyata terlalu naif menganggap dirinya jelek, bodoh dan sama sekali tidak berguna bila dibandingkan dengan gadis itu yang amat cantik, pintar dan populer.

Tetapi kesedihan Vyrzas bukan masalah serius bagi tetua kota saat ini. Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Toh itu murni kesalahan Vyrzas. Yang lebih penting dan mendesak, lihatlah berbagai pertengkaran yang segera menyeruak di rumah-rumah penduduk.

“Aku tak menyangka hatimu busuk selama ini!” Nenek itu berseru kencang dari salah satu rumah.

“Apa maksudmu?”

“Lihat ini!” Ia berseru sambil memperlihatkan telinganya. Kakek itu tersumpal mulutnya.

“Pokoknya aku tidak mau lagi melihat mukamu di rumah ini. Pergi! Pergi bajingan!” Nenek itu menangis dalam marah. Ia tidak menyangka pemuda yang dinikahinya enam puluh tahun silam ternyata sedikit pun tidak mencintainya. Jangankan berkedip, mendesing pun tidak cintanometer di telinganya. Ternyata suaminya menikahinya semata-mata karena kedudukan dan harta orang tuanya.

Segeralah berbagai borok suami terbongkar. Berbagai aib istri terbuka lebar-lebar. Banyak sekali pemuda yang menikahi istrinya hanya karena harta, kekuasaan, atau kecantikan wajah. Dan sebaliknya gadis-gadis yang menikah hanya karena tebalnya kantong suaminya, rumah-rumah, mobil-mobil terbang dan berbagai kemewahan dunia lainnya. Mereka bertengkar hebat malam itu.

Cintanometer benar-benar menelanjangi para pelaku selingkuh. Suami-suami yang tidak cinta lagi melihat tubuh istrinya. Suami-suami yang lebih suka menghabiskan malam-malan di bar-bar kota. Alat itu juga membantu anak-anak yang tak beruntung menerjemahkan perasaan sesungguhnya dari ayah atau ibu tiri mereka. Dengan segera di tengah-tengah lautan cinta yang terjadi di jalanan, harmoni rumahrumah tangga penduduk kota kami satu demi satu rontok.

Tetua kota segera berembug membahasnya. Satu dua tetua kota berkata pelan di tengah keramaian: ia memang dari dulu sudah khawatir sekali dengan alat pendeteksi cinta ini, sudah terlalu banyak penemuan tidak pantas yang telah mereka buat selama ini. Penemuan yang menebas tata aturan kehidupan. Cinta adalah urusan langit dan tidak sepantasnya mereka mencoba mengakalinya.

Tetapi mayoritas tetua kota kami mengabaikan keluhan itu. Jika ada masalah yang muncul dari cintanometer itu maka anggap saja harga yang harus dibayar untuk mengatasi permasalahan pertambahan penduduk kota. Dan bukankah lebih banyak anakanak muda yang akan segera melangsungkan pernikahannya dibandingkan dengan rumah tangga yang hancur berantakan?

Malam itu juga putus. Cintanometer akan terus diedarkan.

***

Hari-hari berlalu menjadi setahun, setahun berjalan dirangkai hari-hari. Siang ini genap lima tahun semenjak penemuan itu pertama kali diluncurkan dulu. Lihatlah apa yang terjadi di kota kami. Bayibayi mungil kelihatan di mana-mana. Jumlah penduduk double. Krisis kepedendudukan itu lewat sudah.

Cintanometer selama lima tahun berturut-turut mendapat penghargaan Penemuan Terbaik Tahun Ini. Setiap tahun fiturnya di tambah, dibuat lebih gaya dengan model dan warna-warni mutakhir. Penggunaannya pun semakin friendly user, tidak berkedip, tetapi berbisik. Bisikan cinta yang bisa di setting sedemikian rupa, termasuk menggunakan suara artis favorit kalian.

Malah cintanometer oleh sebagian besar penduduk kota di usulkan agar ditetapkan sebagai penemuan terbaik sepanjang abad ini. Melihat situasi yang sedang berkembang dalam masyarakat, sepertinya wacana itu akan benar-benar menjadi kenyataan. Masalahnya di tengah-tengah kegembiraan tetua kota, dan leganya perasaan anak-anak muda, ada sesuatu yang tanpa disadari pelahan-lahan merubah kehidupan kota itu.

Alat itu bagi sebagian orang ternyata dari hari ke hari secara pasti membuat kehidupan mereka menjadi sangat sistematis, terukur dan tidak menarik lagi. Tidak ada lagi seorang pemuda atau seorang gadis yang berdiri cemas menunggu di halte, berharap idaman jantungnya datang dan mereka bisa pergi satu bus, syukur-syukur bisa duduk bersebelahan. Tidak ada lagi degup jantung penasaran saat seorang pemuda menyatakan cintanya, menyajak puisi-puisi, menggenggam tangan sang kekasih. Tidak ada lagi lipatan suratsurat yang secara sembunyi-sembunyi dititipkan atau diselipkan di lemari sekolah, sekuntum bunga mawar yang dikaitkan di pintu rumah, atau seorang pemuda yang memetik gitar bernyanyi keras-keras di halaman rumah gadis idamannya.

Semakin lama, malah tidak ada lagi cokelat berbentuk jantung sebagai hadiah penanda cinta, tidak ada lagi balon-balon merah itu, tidak ada lagi cupid si peri cinta. Tidak ada lagi syair-syair kerinduan, soneta pujaan hati, tidak ada lagi irama ratapan kesendirian. Penduduk kota ini tidak memerlukan itu semua. Cinta pelahan-lahan namun pasti telah berubah menjadi barang instan.

Jika cintanometer berkedip-kedip itu artinya cinta. Jika tidak berkedip-kedip maka tidak ada cinta. Lama-lama penduduk kota mulai lupa apa itu cinta, bagaimana sesungguhnya perasaan seseorang saat jatuh cinta? Mereka hanya mengerti soal kedip dan tidak mengedip. Bisik atau tidak berbisik. Lama-lama mereka malah kehilangan kosa kata cinta? Siapa lagi yang perlu kata cinta jika kau bisa menterjemahkannya dengan mudah melalui sebuah alat mungil yang canggih? Berbisik berarti oke, tidak berbisik cari yang lain. Sesederhana itu.

Maka kata cinta dihapuskan dari kamus besar bahasa kota kami, karena tak ada lagi yang mengerti apa maksudnya. Berikut kata-kata yang menyerupai dan menyertainya. Kalian tak akan lagi menemukan kata: kasih, sayang, rindu, bertepuk sebelah tangan, pungguk merindukan bulan, bujang tua, jomblo dan kata-kata lainnya.

Dan ketika aku sempat berkunjung ke kota itu minggu lalu. Dalam ramainya ruang pesta di balai kota, aku tersenyum bersalaman dengan penduduk kota. Berkata mengenalkan diri, “Namaku Jun. Aku pengelana hati. Datang dari jauh mencari cinta. Adakah gadis rupawan di kota ini yang masih sendiri dan mau menghabiskan sisa hidup bersamaku?” mereka menatapku aneh sekali.

Seperti kalian sedang menatap mahkluk dari galaksi lain.

***
Baca selengkapnya »
Iklim Berganti, Biopori Menjadi Solusi

Iklim Berganti, Biopori Menjadi Solusi

Dampak Perubahan Iklim, Jakarta Butuh Lebih Banyak Biopori
Oleh: Nike Hermawan

“ ...Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupmu, tiada badai, tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu, orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman, orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman... “

Kutipan lirik lagu Koes Plus di atas menggambarkan betapa kaya dan indahnya negeri Indonesia ini bila dijaga dan dilestarikan serta dimanfaatkan dengan baik. Begitu melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh negeri ini. Bahkan negeri ini pernah dijuluki sebagai Zamrud Khatulistiwa karena keindahannya, serta sempat juga dijuluki sebagai paru-paru dunia karena besarnya manfaat yang diberikan hutan-hutan di Indonesia terhadap kelestarian udara di dunia.

Namun apa yang terjadi saat ini adalah sebuah paradoks yang berbanding terbalik dengan apa yang pernah dirasakan para generasi pendahulu kita tersebut. Alam Indonesia semakin lama semakin rusak karena perbuatan kita sendiri. Penebangan dan penggundulan hutan terus terjadi tanpa memperhatikan dampak terhadap kelangsungan ekosistem di sekitarnya. Pembukaan lahan hingga pembakaran hutan masih sering terjadi hingga asap yang dihasilkan sampai dirasakan ke negara tetangga. Sungguh ironis memang, bahkan salah satu negara maju di eropa pernah memberikan sejumlah bantuan kepada Indonesia agar Indonesia berkomitmen terhadap pelestarian hutan-hutan yang dimilikinya.

Bumi sudah tidak lagi ramah kepada kita seperti dulu. Pemanasan global akibat perbuatan kita menyebabkan suhu bumi meningkat. Polusi yang terjadi serta emisi karbon yang dihasilkan dalam jumlah besar tidak mampu terurai dan pada akhirnya menyebabkan efek rumah kaca di muka bumi. Sebagai akibatnya, musim yang dulu datang dan pergi dengan teratur kini tak lagi seperti itu. Lihat saja, waktu yang seharusnya musim kemarau menjadi musim hujan, dan yang seharusnya musim hujan berubah menjadi kemarau. Saat sekarang ini kita sering mendapati hujan lebat di musim kemarau dan panas terik di musim hujan. Pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim di setiap bagian bumi termasuk Indonesia.


Jakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia tidak mampu menahan laju modernisasi yang ada tanpa memperhatikan aspek lingkungan di dalamnya. Jakarta melupakan pentingnya ruang terbuka hijau yang sangat dibutuhkan setiap kota untuk menjaga eksistensinya. Saat ini Jakarta sendiri baru memiliki sekitar 9,6% (sembilan koma enam persen) pada tahun 2010 dari minimal 30% (tiga puluh persen) ruang terbuka hijau yang ditentukan dalam Undang-undang. Alhasil ketika musim hujan tiba sekitar bulan Desember dimana jumlah air hujan melimpah, Jakarta tidak mampu menyerap jumlah air hujan yang turun dalam waktu yang cepat sehingga menyebabkan banjir di hampir semua wilayah Jakarta. Selain dikarenakan sistem drainase yang buruk dan tumpukan sampah yang mengganggu aliran air, hal tersebut juga dikarenakan ruang resapan air yang ada sudah sangat mengkhawatirkan baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Hijaunya pepohonan yang dulu mudah dijumpai, sekarang sudah tergantikan oleh bangunan perkotaan.

Laju pertambahan jumlah penduduk di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan. Jakarta yang semakin padat dengan jumlah penduduk yang ada tidak diimbangi dengan jumlah lahan yang semakin terbatas. Kawasan permukiman padat penduduk pun menjadi sebuah realita yang sangat mengkhawatirkan dan tidak dapat lepas dari kota Jakarta. Bagaimana masyarakat tersebut bisa memperhatikan aspek lingkungan di sekitar mereka jika untuk hidup di Jakarta saja ruang gerak mereka sangat terbatas satu sama lain. Di samping itu pembangunan gedung-gedung bertingkat untuk menunjukkan eksistensi Jakarta sebagai ibukota negara terus dilanjutkan. Tanah-tanah yang semula berfungsi sebagai area resapan air kini ditutupi oleh lapisan aspal dan beton yang sulit menyerap air. Hal ini terus terjadi ditengah semakin meningkatnya dampak perubahan iklim yang ada.

Dampak perubahan iklim yang terjadi semakin nyata dirasakan oleh masyarakat. Sejak bangku Sekolah Dasar kita telah mempelajari bahwa Indonesia adalah negara tropis, kita mengenal dua musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan. Bulan September hingga Maret biasanya kita mengalami musim hujan sedangkan pada bulan April hingga Agustus biasanya kita dilanda musim kemarau. Dengan adanya perubahan iklim tidak jarang terjadi hujan lebat di musim kemarau dan panas terik di musim hujan. Pada Bulan September ini saja yang seharusnya sudah memasuki musim hujan ternyata masih juga belum ada tanda-tanda memasuki musim hujan. Kita tidak hanya dihadapkan pada masalah kemunduran musim hujan atau kemarau tetapi juga masalah ketidakteraturan musim hujan atau kemarau. Hal tersebut berpengaruh terhadap cadangan air yang bisa diserap oleh tanah. Beberapa daerah mengalami kekeringan yang berkepanjangan sedangkan beberapa daerah yang lain dihadapkan dengan bencana alam banjir dan tanah longsor yang biasanya diikuti terjangkitnya banyak penyakit akibat banyaknya genangan air yang tidak kunjung surut. Biasanya di musim kemarau, masyarakat sulit sekali mendapatkan air karena air persediaan di bawah tanah semakin sedikit karena sedikitnya cadangan air yang mampu terserap, sedangkan di musim hujan masyarakat sepertinya kebingungan mengatasi jumlah air yang sangat melimpah hingga terjadi banjir dimana-mana. Pada musim kemarau, masalah kekeringan akan membawa eksternalitas yang saling berhubungan dan akan membawa kesengsaraan di dalam masyarakat. Kekeringan yang berkepanjangan akan membawa krisis air bersih, para petani gagal panen, kekurangan pangan, dan kelaparan.

Sebuah keprihatinan besar bagi kita semua khususnya sebagai generasi muda terhadap dampak perubahan iklim yang terjadi di sekitar kita. Pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi musim kemarau berkepanjangan, misalnya masalah krisis air bersih maka akan diatasi dengan membuat hujan buatan, penyediaan air bersih, kekurangan pangan akan diatasi dengan melakukan penambahan alokasi pangan di daerah yang terjadi krisis pangan tersebut. Namun, ada sebuah pertanyaan yang sedikit mengganjal yakni mengapa kita tidak bisa mencegahnya sebelum berbagai masalah itu terjadi. Kita seharusnya bukan lagi berupaya untuk mengatasi berbagai masalah yang biasanya terjadi bila musim kemarau berkepanjangan tiba karena kita bersama sudah mengetahui bahwa musim kemarau atau musim hujan pasti akan datang. Sebelum berbagai masalah itu datang alangkah baiknya bila kita bisa mencegahnya agar kejadian tersebut tidak terus terulang setiap tahunnya.

Manusia sebagai makhluk hidup pastinya membutuhkan sebuah tempat tinggal untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Dengan berbagai masalah yang ditimbulkan akibat perubahan iklim yang terjadi, maka perumahan dan kawasan permukiman ramah lingkungan mulak diperlukan guna mencegah dampak perubahan iklim tersebut. Idealnya terdapat pembagian antara kawasan perumahan dengan kawasan lain, misalnya kawasan industri. Di samping itu juga harus diperhatikan bahwa setiap kawasan harus memiliki taman sebagai ruang terbuka hijau yang cukup untuk menampung resapan air hujan. Di tambah pembuatan sistem drainase yang terintegrasi dan dipelihara dengan baik agar aliran air tidak terganggu. Namun bagaimana dengan Jakarta yang sistem tata ruang kotanya sudah tidak lagi diperhatikan dengan baik. Setiap pengembang kawasan perumahan memiliki konsep dan tata ruang perumahannya masing-masing tanpa terintegrasi satu sama lain. Bagaimana juga dengan kawasan permukiman padat penduduk yang sudah semakin kumuh tanpa memperhatikan aspek lingkungan disekitarnya. Tidak mungkin Jakarta yang sudah sangat padat ini ditata ulang secara keseluruhan hingga mampu menciptakan kawasan permukiman yang ramah lingkungan secara terintegrasi satu sama lain.

Bukanlah generasi muda bangsa ini jika kita hanya mengeluh terhadap kondisi Jakarta yang ada tanpa berbuat suatu tindakan nyata. Biarlah masalah tata ruang kota menjadi masalah pemerintah. Lakukanlah peran kita di masyarakat untuk menjaga lingkungan perumahan kita dulu, dan salah satunya melalui pembuatan lubang biopori. Pembuatan lubang biopori di pekarangan rumah adalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan dengan mudah, namun dapat memberikan manfaat yang luar biasa apabila dilakukan konsisten dan semangat kebersamaan menjaga lingkungan. Lubang biopori dapat dibuat ditanah dengan diameter 10 sampai dengan 15 cm dan kedalaman sekitar 100 sampai dengan 120 cm. Jika terdapat lahan yang lebih luas, kita juga dapat membuat sumur resapan yang berukuran lebih besar yang berfungsi untuk menampung air hujan dan mengurangi pembuangan air ke sungai secara langsung. Tidak akan sia-sia jika kita membuat lubang biopori karena lubang tersebut akan memberikan banyak manfaat terhadap kelestarian lingkungan di sekitar kita. Bayangkan jika bila setiap rumah, kantor dan/atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori, berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu akan semakin banyak pula sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. Sampah-sampah organik rumah tangga pun dapat kita buang ke dalam lubang biopori ini yang nantinya akan menjadi makanan bagi mikroorganisme di dalam tanah. Mikroorganisme tersebut akan mengubah sampah organik tersebut menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya. Kualitas dan kuantitas air yang terserap pun menjadi semakin meningkat dengan adanya lubang biopori tersebut.

Memang tidak mudah untuk membuat bumi kita kembali seperti sedia kala. Bukanlah sesuatu yang mustahil apabila kita mempunyai tekad yang kuat bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan, sekalipun diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk mewujudkannya. Besar harapan agar anak cucu masih dapat menikmati indahnya alam indonesia yang sungguh luar biasa. Tiada ada jalan lain bagi kita semua untuk bergerak menyelamatkan bumi ini mengambil sebuah langkah bersama. Biarlah setiap individu menyadari akan perannya masing-masing terhadap pelestarian lingkungan. Biarlah pemerintah memikirkan dan mengeksekusi cara-cara terbaik dari sudut pandang makro terhadap pelestarian lingkungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Marilah kita sebagai individu di masyarakat mulai membuat lubang-lubang biopori di pekarangan rumah atau dimanapun tempatnya yang cocok untuk area resapan air. Ajaklah teman, kerabat, masyarakat sekitar untuk tergerak langsung dalam aksi menyelamatkan lingkungan ini. Kita tidak akan berhasil berbuat sesuatu yang yang lebih besar jika tidak disertai dengan kemenangan-kemenangan kecil. This is simple, mulailah dari hal-hal yang kecil, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari sekarang. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang mencintai dan menjaga bumi dan lingkungan kita ini. Go green! (19/09/11)
Baca selengkapnya »
Tradisi Lebaran Keluarga gw

Tradisi Lebaran Keluarga gw

LEBARAN, sebuah kata yang menggambarkan bahwa kita telah melaksanakan kewajiban puasa di bulan Ramadhan satu bulan penuh, kecuali yang batal ditengah lho, hehehe...
Tapi puasa atau ga puasa, ternyata umat islam semuanya ikut larut dalam sukacita lebaran yang hanya terjadi setahun sekali. Coba lihat tradisi masyarakat Indonesia kalau mau mendekati hari lebaran, yakni mudik. Mereka rela berpanas-panasan, antri tiket panjang, macet pula, hanya demi merayakan yang namanya lebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Keluarga gw di bekasi udah beberapa tahun ga pulang kampung ke Semarang (Kendal) ataupun ke Solo (Boyolali), lantaran kondisi sosial dan ekonomi yang memaksa kami mengurungkan niat kami untuk pulang ke kampung halaman seperti orang-orang lain. Ditambah keluarga gw lagi melaksanakan hajat besar untuk meluluskan gw dari bangku kuliah, sehingga ga akan pulang kampung dulu sebelum gw lulus kuliah, biar semuanya beres dulu katanya baru pulang kampung biar tenang.
Alhasil beberapa tahun terakhir gw di bekasi ini entah mengapa ada tradisi yang tidak tertulis yang selalu gw alami dari tahun ke tahun. Meskipun tradisinya itu-itu aja, tapi inilah lebaran di keluarga dan masyarakat kampung gw. Inilah yang membuat hari lebaran begitu berbeda dengan hari-hari yang lainnya.

1.) Berangkat Sholat Ied pukul 06.00
Setelah berpuasa kurang lebih satu bulan lamanya, kita akan dihadapkan dengan yang namanya Idul Fitri 1 Syawal. Kita disunahkan untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri dua rakaat yang pelaksanaanya mirip seperti Sholat Jumat setiap minggunya. Di beberapa tempat pelaksanaan sholat ied, biasanya sholat ied dilaksanakan pada pukul 07.00. Warga masyarakatnya baru berdatangan pukul 06.30, kecuali panitianya. Nah kalo di kampung gw, berangkat jam segitu berarti siap-siap dapet shaff paling terakhir, biasanya sih ga dapet alas tiker atau terpal yang udah disiapin sama panitianya dari semalem. Mulai sebelum jam 06.00 warga masyarakat kampung gw udh mulai meluncur ke TKP. Entah apa motivasi mereka, mungkin setahun sekali jadi datang pagi-pagi ga masalah buat setahun sekali juga. Ya mau ga mau keluarga gw pun harus berangkat pukul 06.00 untuk mendapatkan shaff yang lebih baik, daripada dapat sisa yang paling belakang.

2.) Stand by sebentar di rumah
Sepulang sholat ied, kelurga gw melakukan sungkeman dari yang muda ke yang tua. Diawali ibu gw sungkem ke bapak, dilanjutin gw dan kakak gw yang sungkeman ke bapak dan ibu. Besar harapan mereka kepada kami berdua agar tetap akur, jangan berselisih, saling memaafkan satu sama lain demi masa depan yang lebih baik.
Setelah sungkeman selesai, biasanya para tetangga berdatangan ke rumah gw untuk bersilaturahmi. Mungkin sederhana hanya bersalam-salaman aja, tapi ternyata hal itu sangat bermakna karena dilakukan pada hari yang suci bahkan dilakukan setahun sekali. Setiap harinya kita tidak mudah untuk bisa bertemu dengan semua tetangga, tetapi pada hari raya semua tetangga berbaur untuk saling bertemu satu sama lain untuk sekedar bertemu dan bercakap-cakap serta lebih mengakrabkan diri.


Suasana sungkeman Hari Raya Idul Fitri 1431H - Tahun 2010


3.) Keliling kampung
Di kampung gw ada juga orang-orang yang dituakan di masyarakat, bisa juga dibilang tokoh masyarakat. Memang sudah menjadi rahasia umum kalau masyarakat di sini kurang afdhol atau kurang mantep kalo belum berkunjung ke rumah mereka. Setelah memastikan tetangga ga ada yang berkunjung ke rumah gw, barulah gw sekeluarga keliling kampung menuju rumah mereka. Sesekali di jalan bertemu dengan rombongan keluarga lain, sekalian salam-salaman juga. Ya setidaknya dengan keliling kampung, gw juga bisa ketemu dengan semua masyarakat yang ada di kampung gw.

4.) Open House
Setelah capek keliling kampung, sampailah kembali gw dan keluarga gw di rumah tercinta. Kami menyiapkan kue-kue kering, minuman ringan, sampai makanan besar yakni ketupat besar atupun soto ayam. Tidak lupa kami juga menyiapkan uang recehan untuk saweran anak-anak kecil yang berkunjung ke rumah kami. Alhamdulillah, tidak diminta, tidak diundang, tetapi sangat diharapkan kedatangannya, yakni para tetangga dekat, kerabat jauh, serta teman-teman lama sudi datang ke rumah kami. Mungkin sudah ditakdirkan oleh-Nya agar silaturahmi kami semua tidak akan terputus dan akan senantiasa diperbaharui terus menerus dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri 1432H ini.

Suasana Hari Raya Idul Fitri 1432H - Tahun 2011
Baca selengkapnya »
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang (part3)

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang (part3)


Bapak Beri Makan Apa?
Ada seorang peternak sapi yang cukup berhasil dan punya beratus-ratus ekor sapi. Pada suatu hari datanglah seorang petugas peternakan yang menyamar dan bertanya, "setiap hari sapi-sapi ini bapak beri makan apa?"
Peternak menjawab, "oh saya beri makan rumput-rumput saja".
"kalo begitu bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi ini secara tidak layak" kata si petugas. "Bapak saya denda 2juta".

Akhirnya selang beberapa hari kemudian petugas tadi datang kembali dan menanyakan hal yang sama kepada si peternak.
"Bapak beri makan apa sapi-sapi ini??" kata si petugas.
Si peternak menjawab, "saya beri makan keju, hamburger, & susu"
"kalo begitu bapak saya denda 3 juta rupiah karena memberi makan diluar batas sewajarnya...!!" kata si petugas.

Akhirnya seminggu kemudian datang lagi si petugas menayakan hal sama kepaada si peternak, "Bapak beri makan apa sapi-sapi ini..??" tanya si petugas.
Akhirnya karena takut didenda lagi si peternak menjawab, "begini pak setiap hari semua sapi-sapi ini saya beri uang masing-masing tiga ribu rupiah, terserah mereka mau makan di mana....!!!!".

Apa Keuntungannya?
Seorang pengembang real estate sedang mempromosikan rumah kepada seorang pembeli. Pengembang : "rumah ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian."
Pembeli : "oh ya? saya ingin tahu dulu apa kerugiannya."
Pengembang : "di sebelah timur rumah ini ada tempat pembuangan sampah, di sebelah baratnya ada pabrik cuka, terus di sebelah selatannya ada pabrik karet & di sebelah utaranya ada tempat penampungan limbah pabrik."
Pembeli : "kalau begitu, apa dong keuntungannya ?"
Pengembang : "keuntungannya, anda akan selalu tahu dari arah mana angin bertiup."

Jangan Ampe Lupe
Dodo sepulang dari sekolah bercerita pada babenya yg gak pernah sekolah.
"Be..tadi aye dimarahin ama pak guru."
"Emang loe salah ape Do.."
"Tadi aye kagak bisa jawab pertanyaan pak guru."
"Emang loe ditanye ape..?"
"Pak guru tanye..dimana letaknya Washington.."
"Mangkenye Do.. laen kali kalo' loe ngeletakin sesuatu jangan ampe lupe letaknye."

2 x 2
Berapa 2 X 2 ?
Ahli Fisika : (ngitung pake kalkulator tua...) "3,99999999"

Surveyor : (ngitung pake penggarisan...) "3,89988423942"

Filsuf : "pokoknya angkanya ada dan itu memang bener-bener nyata"

Ahli komputer : "Angkanya berkisar antara 3,533 sampe 4,9867"

Statistisi : "Dengan tingkat kepercayaan 95% angka itu berkisar antara 3,82232 sampe
4,1233"

Akuntan : "...Kamu tutup pintu...jendela dan ke sini pelan-pelan... Nah sekarang berapa yang kamu mau..."

Tes Darah
Dua orang cowok sedang duduk di sebuah klinik kesehatan. Salah satu dari mereka menangis sampai bercucuran air matanya.
Cowok yang lain bertanya, "Mengapa kamu menangis ?"
Yang nangis menjawab, "Saya kesini untuk tes darah."
Cowok yg lain tanya, "Trus kenapa? Kok kamu sampai menangis? Takut?"
Yang nangis menjawab, "Bukan. Ketika sedang menjalani tes darah, mereka memotong jariku."
Mendengar hal ini cowok yang lain mulai menangis.
Cowok yang pertama kaget dan bertanya, "Lho, kenapa kok kamu yang menangis sekarang ?"
Jawab cowok yang lain, "Soalnya... aku dating kesini untuk tes urine..."
Baca selengkapnya »
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang (part2)

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang (part2)


Uang Tutup Mulut
Cerita ini terjadi di kalangan angota dewan yang terhormat seorang anggota dewan pada suatu siang ditelepon oleh seorang perempuan suara disana berkata:
"selamat siang bapak anggota dewan", dari suarannya perempuan itu masih muda
"siang","ini siapa yahh??".tanya anggota dewan itu
"saya ane, yang pernah tidur bersama bapak waktu itu"
"hah???",terdengar penasaran
"klo bapak tidak ingin rahasia itu terbongkar bapak harus memberi saya uang tutup mulut",
"ok baiklah " jawab anggota dewan itu pasrah

... kemudian dia berpikir dimana dia pernah meniduri wanita tersebut. Beberapa hari kemudian si anggota dewan itu menyerahkan sejumlah uang di suatu tempat yang telah ditentukan. Tetapi setelah beberapa hari kemudian wanita itu meneleponlagi dan memintakan hal yang sama, dan anggota dewan yang terhormat itu mengabulkan lagi permintaannya tetap dengan penasaran. Setelah beberapa minggu kemudian wanita itu meminta lagi hal yang sama dengan ancaman yang sama.
Akhirnya dengan pasrahnya anggota dewan tersebut mengabulkannya tetapi pada akhir
pembicaraan si anggota dewan bertanya lagi ....
"ok lah, aku kabulkan tapi jangan bikin penasaran gitu dong. Saya cuman mo tanya emangnya kita pernah tidur bersama dimana??"
wanita itu menjawab dg lembutnya, "kita khan pernah tidur bersama pada waktu pak HARTO membacakan pidatonya di GEDUNG DPR...

Kandang Singa
Pemimpin sirkus : "Hei, mengapa kamu lupa menutup kandang singa sehabis pertunjukkan tadi malam?
Mick : "Sebetulnya nggak perlu terlalu dipermasalahkan Pak. Siapa sih yang berani mencuri singa?"

Penyakit Rematik
Dokter kepada pasiennya, kakek 72 tahun....
Dokter : "Pak, rasa sakit di kaki kanan anda itu tampaknya akibat penyakit rematik." Pasien : "Penyakit rematik itu apa, dok ?"
Dokter : "Rematik itu salah satu penyakit yang menyerang sendi, Pak. Penyakit itu dapat disebabkan, misalnya, karena usia Bapak sudah tua..."
Pasien : "Eh, dokter jangan coba2 bohongin saya ya !! Kaki sebelahnya, umurnya juga udah sama tuanya, tapi gak sakit apa2 tuh"
Baca selengkapnya »
Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang (part1)

Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang (part1)


Obrolan di Peternakan Ikan
Di suatu tempat, salah satu negara berkembang ada sebuah peresmian peternakan ikan yang dananya mendapat bantuan dari bank dunia. Untuk go public, undangan pun disebar ke seluruh dunia. Dalam perjalanan menuju tempat pengguntingan pita, terjadi dialog di antara para tamu undangan.

Tamu dari Jepang : Di negara saya tidak perlu tambak ataupun perternakan ikan seperti ini, kalau kami mau makan ikan, pergi saja ke sungai bawa tangguk, cidukkan ke sungai, dua atau tiga kali ciduk pasti dapat ikan.

Tamu dari Korea : Itu belum seberapa di tempat saya, sekali tangguk saja sudah dapat ikan. (sementara wakil dari Indonesia mau ngomong, e.. keduluan dari Cina)

Tamu dari Cina : Eehh, Tuan-tuan masih kalah di negara gua, tidak usah pakai tangguk, pakai saja gayung sudah dapat ikan 2 ekor.

Tamu dari Indonesia : He... bapak-bapak, ente tidak pernah ke Indonesia 'kan... Di negara saya, di setiap sungai, kalau kita mau ambil air satu ember saja susah banget, kita harus usir ikan- ikan yang ada di sungai, baru kita ambil airnya.
Hihihi... :p

Harga Kakatua
Di sebuah toko penjual burung, mempunyai 2 burung kakak tua. Kedua burung itu berbeda, yang satu suka bernyayi dan yang satunya lagi hanya diam saja, datang seseorang ingin membeli burung kakak tua. Ia berkata kepada si penjual burung :

Pembeli : Berapa harga burung kaka tua ini mas...??
Penjual : Kalau yang suka nyayi itu 500.000 rupiah, sedangkan yang diam itu 1.000.000 rupiah.

Pembeli : Lho kok yang suka nyayi harganya lebih murah dari yang hanya diam saja. Penjual : yah.... jelas beda wong yang harganya 1.000.000 itu pencipta lagunya kok.

Tidak dihukum
Murid : Pak, apakah orang boleh dihukum untuk sesuatu yang belum diperbuatnya ?
Guru : Oh, tentu saja tidak. Orang hanya boleh dihukum untuk perbuatan yang telah dilakukannya.
Murid: Syukurlah, Pak. Saya belum membuat PR.
Baca selengkapnya »