-->

Tradisi Lebaran Keluarga gw

LEBARAN, sebuah kata yang menggambarkan bahwa kita telah melaksanakan kewajiban puasa di bulan Ramadhan satu bulan penuh, kecuali yang batal ditengah lho, hehehe...
Tapi puasa atau ga puasa, ternyata umat islam semuanya ikut larut dalam sukacita lebaran yang hanya terjadi setahun sekali. Coba lihat tradisi masyarakat Indonesia kalau mau mendekati hari lebaran, yakni mudik. Mereka rela berpanas-panasan, antri tiket panjang, macet pula, hanya demi merayakan yang namanya lebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Keluarga gw di bekasi udah beberapa tahun ga pulang kampung ke Semarang (Kendal) ataupun ke Solo (Boyolali), lantaran kondisi sosial dan ekonomi yang memaksa kami mengurungkan niat kami untuk pulang ke kampung halaman seperti orang-orang lain. Ditambah keluarga gw lagi melaksanakan hajat besar untuk meluluskan gw dari bangku kuliah, sehingga ga akan pulang kampung dulu sebelum gw lulus kuliah, biar semuanya beres dulu katanya baru pulang kampung biar tenang.
Alhasil beberapa tahun terakhir gw di bekasi ini entah mengapa ada tradisi yang tidak tertulis yang selalu gw alami dari tahun ke tahun. Meskipun tradisinya itu-itu aja, tapi inilah lebaran di keluarga dan masyarakat kampung gw. Inilah yang membuat hari lebaran begitu berbeda dengan hari-hari yang lainnya.

1.) Berangkat Sholat Ied pukul 06.00
Setelah berpuasa kurang lebih satu bulan lamanya, kita akan dihadapkan dengan yang namanya Idul Fitri 1 Syawal. Kita disunahkan untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri dua rakaat yang pelaksanaanya mirip seperti Sholat Jumat setiap minggunya. Di beberapa tempat pelaksanaan sholat ied, biasanya sholat ied dilaksanakan pada pukul 07.00. Warga masyarakatnya baru berdatangan pukul 06.30, kecuali panitianya. Nah kalo di kampung gw, berangkat jam segitu berarti siap-siap dapet shaff paling terakhir, biasanya sih ga dapet alas tiker atau terpal yang udah disiapin sama panitianya dari semalem. Mulai sebelum jam 06.00 warga masyarakat kampung gw udh mulai meluncur ke TKP. Entah apa motivasi mereka, mungkin setahun sekali jadi datang pagi-pagi ga masalah buat setahun sekali juga. Ya mau ga mau keluarga gw pun harus berangkat pukul 06.00 untuk mendapatkan shaff yang lebih baik, daripada dapat sisa yang paling belakang.

2.) Stand by sebentar di rumah
Sepulang sholat ied, kelurga gw melakukan sungkeman dari yang muda ke yang tua. Diawali ibu gw sungkem ke bapak, dilanjutin gw dan kakak gw yang sungkeman ke bapak dan ibu. Besar harapan mereka kepada kami berdua agar tetap akur, jangan berselisih, saling memaafkan satu sama lain demi masa depan yang lebih baik.
Setelah sungkeman selesai, biasanya para tetangga berdatangan ke rumah gw untuk bersilaturahmi. Mungkin sederhana hanya bersalam-salaman aja, tapi ternyata hal itu sangat bermakna karena dilakukan pada hari yang suci bahkan dilakukan setahun sekali. Setiap harinya kita tidak mudah untuk bisa bertemu dengan semua tetangga, tetapi pada hari raya semua tetangga berbaur untuk saling bertemu satu sama lain untuk sekedar bertemu dan bercakap-cakap serta lebih mengakrabkan diri.


Suasana sungkeman Hari Raya Idul Fitri 1431H - Tahun 2010


3.) Keliling kampung
Di kampung gw ada juga orang-orang yang dituakan di masyarakat, bisa juga dibilang tokoh masyarakat. Memang sudah menjadi rahasia umum kalau masyarakat di sini kurang afdhol atau kurang mantep kalo belum berkunjung ke rumah mereka. Setelah memastikan tetangga ga ada yang berkunjung ke rumah gw, barulah gw sekeluarga keliling kampung menuju rumah mereka. Sesekali di jalan bertemu dengan rombongan keluarga lain, sekalian salam-salaman juga. Ya setidaknya dengan keliling kampung, gw juga bisa ketemu dengan semua masyarakat yang ada di kampung gw.

4.) Open House
Setelah capek keliling kampung, sampailah kembali gw dan keluarga gw di rumah tercinta. Kami menyiapkan kue-kue kering, minuman ringan, sampai makanan besar yakni ketupat besar atupun soto ayam. Tidak lupa kami juga menyiapkan uang recehan untuk saweran anak-anak kecil yang berkunjung ke rumah kami. Alhamdulillah, tidak diminta, tidak diundang, tetapi sangat diharapkan kedatangannya, yakni para tetangga dekat, kerabat jauh, serta teman-teman lama sudi datang ke rumah kami. Mungkin sudah ditakdirkan oleh-Nya agar silaturahmi kami semua tidak akan terputus dan akan senantiasa diperbaharui terus menerus dengan datangnya Hari Raya Idul Fitri 1432H ini.

Suasana Hari Raya Idul Fitri 1432H - Tahun 2011

Tradisi Lebaran Keluarga gw