Surat Cinta Untuk Nadia
Di sebuah SMA kecil di pinggiran kota jakarta, hiduplah seorang pemuda lugu bernama Radit. Radit hidup sederhana, berkacamata, agak tertutup dalam pergaulan dengan teman-temannya, tapi dia selalu memberikan bantuan kepada teman-temannya yang membutuhkan bimbingan dalam pelajaran fisika dan matematika, maklumlah dia pernah masuk seleksi olimpiade tingkat nasional.
Kehidupan Radit biasa saja, tidak ada sesuatu yang spesial sampai pada saat Radit merasakan getaran-getaran cinta yang tumbuh dihatinya. Nadia, adalah seorang gadis yang telah membuat dirinya membuka jendela dunia yang penuh warna. Nadia adalah siswi pindahan dari bandung dan kebetulan kelasnya bersebelahan dengan kelas Radit.
Dibalik kesendiriannya ternyata Radit bisa dibilang seseorang yang romantis, jago membuat puisi cinta untuk orang yang dikasihinya. Dengan kepribadian Radit yang tertutup, tidak mungkin Radit berani menyampaikan perasaan cintanya kepada Nadia secara langsung. Surat adalah suatu hal yang ia tempuh untuk menyatakan perasaan cintanya.
***
Pagi itu Radit menyelipkan surat cintanya ke dalam tas Nadia tanpa ada seseorang pun yang tahu. Nadia yang membuka tasnya dan melihat surat tersebut awalnya penasaran siapa yang menulis surat untuk dirinya. Nadia sebenarnya kagum ada seseorang yang mampu membuatkan puisi untuknya, namun karena di surat itu tidak ada nama ataupun inisial pengirim suratnya, maka Nadia tidak terlalu ambil pusing. Nadia berpikir kalau memang serius pasti akan mengungkapkannya secara langsung.
Radit yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta merasa ada perubahan berarti di dalam dirinya. Setiap pagi rasa optimis dan percaya diri selalu menjadi penyemangatnya untuk melangkah menuju sekolah. Apalagi ada Nadia, sang mentari yang selalu ceria dan berbagi kecerian dalam kesehariannya. Radit menjadi lebih rajin belajar, lebih mudah bersosialisasi, serta lebih memperhatikan penampilannya dirinya untuk menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan.
***
Hampir dua minggu berlalu dan setiap hari itu pula Nadia selalu menerima surat misterius. Nadia yang kebetulan salah satu pengurus OSIS yang membawahi bidang jurnalistik di SMAnya mempunyai ide untuk mengisi mading sekolah dengan tema berbeda.
“Eh guys, gue punya ide untuk mading bulan ini. Temanya: Masih adakah surat cinta di zaman seperti ini?”
“Surat cinta? Udah jadul tuh Nad, emang masih ada ya sekarang yang pake gitu-gituan?”
“Nah makanya kita cari tahu, dulu kan surat cinta menjadi barang yang paling ampuh karena belum ada HP, media sosial kaya sekarang udah banyak banget. Kayanya unik banget kalo kita mengupas tema itu untuk bulan ini.”
“Ohh oke deh kalo gitu, kayanya menarik...”
Surat cinta misterius yang sebenarnya berasal dari Radit pun dipasang di mading-mading sekolah. Topik surat cinta menjadi sebuah isu yang marak diperbincangkan di sekolah mereka. Dan melihat apresiasi yang begitu tinggi serta untuk menyambut HUT SMA bulan depan, OSIS SMA tersebut mengadakan lomba penulisan surat cinta untuk orang tersayang yang diikuti oleh perwakilan tiap kelas.
***
Setelah jam istirahat siang, ketua kelas Radit berdiri di depan kelas membicarakan lomba penulisan surat cinta dalam rangka HUT SMA. Radit yang agak pendiam ternyata dipilih secara aklamasi oleh teman-teman untuk mewakili kelasnya mengikuti lomba tersebut. Radit hanya bisa pasrah menerima keputusan kelasnya.
***
Dua minggu berlalu dan sampailah pada HUT sekolah mereka. Radit yang awalnya malas untuk datang ke acara HUT SMAnya, karena ada pengumuman lomba penulisan surat cinta ia memutuskan untuk datang juga. Berbagai acara pembukaan dilaksanakan dengan meriah, dari acara jalan santai, lomba tumpeng, sampai band-band pembuka dari beberapa perwakilan kelas. Sampai pada saat pembacaan pemenang lomba penulisan surat cinta yang ditunggu-tunggu.
“Wah.., kayanya udah ga sabar ya, siapa sih pemenang lomba surat cinta? Pasti orangya romantis deh, jago buat surat cinta untuk orang tersayang. Oke langsung aja kita umumkan pemenang lomba penulisan surat cinta tahun ini. Pemenangnya adalah Radit kelas XII IPA 1..!!”
Sontak semua mata tertuju pada seorang Radit yang saat itu berada ditengah-tengah teman-temannya. Radit pun diminta maju ke atas panggung untuk menerima hadiah atas kemenangannya. Sampai diatas panggung Radit diminta oleh MC untuk memberikan sepatah dua patah kata untuk teman-temannya. Entah hal apa yang ada dipikirannya, dengan suara yang agak berat dan sedikit terbata-bata, ia mengatakan segala yang terjadi.
“Ehhm.., ma makasih atas apresiasinya. Saya mau menyampaikan beberapa hal yang terjadi selama ini. Nadia..., surat yang kamu terima selama ini adalah surat dariku.”
“Maafkan karena aku tidak berani menyampaikannya secara langsung di depanmu. Aku tahu aku bukan apa-apa, tapi sekarang aku akan mengatakannya di depan teman-teman semua, AKU CINTA NADIA...!!”
“Aku tahu kau tidak adak menerima cintaku, tapi aku yakin cinta yang dianugerahkan Tuhan ini akan indah pada waktunya.”
“Menyakitkan memang mengetahui seseorang yang kita cintai tidak mencintai kita, tetapi akan lebih menyakitkan bila kita tidak pernah mengungkapkan apa yang kita rasakan selama ini terhadap seseorang yang kita sayangi. Terima kasih Nadia...”
Semua orang yang mendengar kata-kata Radit terharu atas keberanian seorang Radit yang mampu menjadi ksatria di saat-saat terakhir, termasuk Nadia. Mereka memberikan tepuk tangan kepada Radit sambil meneriakkan nama Radit... Radit..!! Radit..!! Radit..!! Radit..!!
***
Begitulah cinta, orang bilang cinta itu buta, membutakan seorang Radit yang pendiam menjadi seseorang yang mampu berbuat lebih untuk diri dan lingkungannya. Bersyukurlah karena Tuhan memberikan cinta dalam hati kita. Cinta yang dianugerahan Tuhan ini haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin, cinta yang ada harus membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik. Semua akan indah pada waktunya.
# Regards Awan
Surat Cinta Untuk Nadia
By