Kebetulan aku dan keluargaku sudah tidak melaksanakan ritual ini selama hampir 10 tahun, jadi ya bisa dibayangkan sendiri bagaimana rasanya ingin sekali bertemu keluarga besar di kampung halaman.
***
Jumat 17 agustus 2012, H-2 sebelum lebaran kami pulang menggunakan bus menuju semarang dengan harapan bisa berlebaran bersama di kampung halaman. Barang-barang sudah dipacking dengan rapi. Sarung, peci, baju koko, dan sajadah sudah kami persiapkan dengan rapi untuk melaksanakan Sholat Ied di kampung halaman. Meski raga kami masih disini tapi pikiran kami sudah jauh membayangkan di kampung halaman sana...
***
Aku sadar bahwa kami berada di puncak arus mudik lebaran 2012, namun kami tidak menyangka akan bersaing dengan ribuan pemudik lainnya yg sama-sama ingin berlebaran di kampung halaman, dan sama-sama berangkat H-2 dan H-1.
Hampir semalaman kami baru bisa keluar dari Tol Cikampek.
H-1 atau hari terakhir puasa ramadhan jika ada berita “Puncak arus mudik, Subang-Pemanukan macet hingga 10km”, itulah kami, kami ada di salah satu dari ribuan pemudik yag terjebak macet tersebut. Hampir 5 jam bus kami tidak bergerak. Para penumpang turun ke jalan untuk mencari udara segar, sesekali menerima telepon dari sanak saudara yang menanyakan sudah sampai mana, kira-kira kapan sampai kampung halaman, dan jawaban kami semua pun sama, “Macet total, ga bergerak sama sekali ”.
***
Perlahan-lahan bus pun bergerak, dari 20m/setengah jam hingga 20km/jam. Besar harapan kami agar masih ada kesempatan untuk berlebaran di kampung halaman.
Namun sayang, mujur tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Hari H lebaran bus kami baru sampai daerah Tegal, masih cukup jauh untuk mencapai kampung halaman kami di Semarang. Dikanan kiri kami hanya bisa melihat orang-orang berjalan menuju masjid untuk melaksanakan Sholat Ied. Ingin rasanya aku turun, berbaur dengan mereka untuk melaksanakan Sholat Ied yg hanya setahun sekali itu, namun harapan itu harus disimpan dalam hati karena perjalanan kami masih cukup jauh.
***
Dan akhirnya aku dan keluarga sampai kampung halaman pada pukul 12.00nya, bertemu dengan nenekku dan keluarga besar yang sudah tidak pernah aku lihat selama 10 tahun ini. Aku terharu melihat mereka semua, meraka menyambut kami dengan rasa suka cita dan bahagia. Seakan rasa lelah yang aku alami hampir 40 jam di perjaanan hilang setelah bertemu sanak saudaraku di kampung halaman sana...
Aku terdiam sebentar, lalu tersenyum kecil dan berkata dalam hati, "Sesuatu yang besar hanya bisa dicapai dengan usaha yang besar... dan sesuatu yang besar itu adalah keluarga...
***
#Untuk semua orang yg mudik dan menjadikan mudik itu sebagai perjuangan untuk bertemu keluarga tercinta.
Jumat 17 agustus 2012, H-2 sebelum lebaran kami pulang menggunakan bus menuju semarang dengan harapan bisa berlebaran bersama di kampung halaman. Barang-barang sudah dipacking dengan rapi. Sarung, peci, baju koko, dan sajadah sudah kami persiapkan dengan rapi untuk melaksanakan Sholat Ied di kampung halaman. Meski raga kami masih disini tapi pikiran kami sudah jauh membayangkan di kampung halaman sana...
***
Aku sadar bahwa kami berada di puncak arus mudik lebaran 2012, namun kami tidak menyangka akan bersaing dengan ribuan pemudik lainnya yg sama-sama ingin berlebaran di kampung halaman, dan sama-sama berangkat H-2 dan H-1.
Hampir semalaman kami baru bisa keluar dari Tol Cikampek.
H-1 atau hari terakhir puasa ramadhan jika ada berita “Puncak arus mudik, Subang-Pemanukan macet hingga 10km”, itulah kami, kami ada di salah satu dari ribuan pemudik yag terjebak macet tersebut. Hampir 5 jam bus kami tidak bergerak. Para penumpang turun ke jalan untuk mencari udara segar, sesekali menerima telepon dari sanak saudara yang menanyakan sudah sampai mana, kira-kira kapan sampai kampung halaman, dan jawaban kami semua pun sama, “Macet total, ga bergerak sama sekali ”.
***
Perlahan-lahan bus pun bergerak, dari 20m/setengah jam hingga 20km/jam. Besar harapan kami agar masih ada kesempatan untuk berlebaran di kampung halaman.
Namun sayang, mujur tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Hari H lebaran bus kami baru sampai daerah Tegal, masih cukup jauh untuk mencapai kampung halaman kami di Semarang. Dikanan kiri kami hanya bisa melihat orang-orang berjalan menuju masjid untuk melaksanakan Sholat Ied. Ingin rasanya aku turun, berbaur dengan mereka untuk melaksanakan Sholat Ied yg hanya setahun sekali itu, namun harapan itu harus disimpan dalam hati karena perjalanan kami masih cukup jauh.
***
Dan akhirnya aku dan keluarga sampai kampung halaman pada pukul 12.00nya, bertemu dengan nenekku dan keluarga besar yang sudah tidak pernah aku lihat selama 10 tahun ini. Aku terharu melihat mereka semua, meraka menyambut kami dengan rasa suka cita dan bahagia. Seakan rasa lelah yang aku alami hampir 40 jam di perjaanan hilang setelah bertemu sanak saudaraku di kampung halaman sana...
Aku terdiam sebentar, lalu tersenyum kecil dan berkata dalam hati, "Sesuatu yang besar hanya bisa dicapai dengan usaha yang besar... dan sesuatu yang besar itu adalah keluarga...
***
#Untuk semua orang yg mudik dan menjadikan mudik itu sebagai perjuangan untuk bertemu keluarga tercinta.